Title
Now showing items 71-80 of 105
PERSONALITIES OF THE MAIN CHARACTER IN DILAN DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1990 NOVEL BY PIDI BAIQ
Pasaribu, Christye Farikha () 2022This thesis discusses the personality structure of the main character in Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 novel. The personality structures in question are id, ego, and superego. The data for this research is the Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 novel which was collected using the literature study method. Data analysis methods used are formal methods and content analysis. The basis for implementing the content analysis method is interpretation. The results of data analysis are presented using a qualitative descriptive method. The theory used to describe the personality structure of the main character is Sigmund Freud's psychoanalytic theory which includes the Id, Ego, and Superego. The results of this study reveal the personality form of the id ego superego of the main character, Milea. The form of id in the main character is to refuse discomfort, seek pleasure and fulfill biological needs. The main character's ego is the morality of humanity in the form of an ego defense mechanism in problem solving and decision making. The form of the main character's superego is the superego holding back the fullness of the id because Milea's anxiety over things that haven't happened yet causes doubts which then creates an ego. Keywords: Psychoanalysis, personality structure, id, ego, superego
POLITENESS IN USING MANDAILINGNESE PERSONAL SUBJECT PRONOUNS IN MEDAN
Tanjung, Surya Ningsih () 2021Surya Ningsih Tanjung. 17-01-1672. Politeness in Using Mandailingnese Personal Subject Pronouns. English Department. Faculty of Language and communication (FBK) Universitas Harapan Medan. This research aims to explain and reveal Politeness in Using Mandailingnese Personal Subject Pronouns by trying to find out of the types, the way and the reason of used mandailingnese personal subject pronouns mostly by people in Medan around Lingkungan Kelurahan Bantan Timur. The theory of this research used Leech (2014) Brown&Levinson (1987) theory. This research took 25 respondent and conducted quantitatively. The data was collected by using questionnaire that distributed to different people. The finding of this research shows that Mandailingnese Personal Subject Pronouns are mostly used by people live at Lingkungan Kelurahan Bantan Timur. The First Personal Subject Pronouns Au/Ku with 89 times chosen (51%), Second Personal Subject Pronouns Ho/Hamu/Amu with 118 times chosen (67%), Third Personal Subject Pronouns Ia/Halai with 115 times chosen (65%). The reason why people live at Lingkungan Kelurahan Bantan Timur use Mandailingnese Personal Subject Pronouns are determine by gender, situation, age and familiarity. The reason of people using Mandailingnese Personal Subject Pronouns were making no distance/gap, adapting the situation, knowing the rules of communication and learning from family also the findings of this research revealed that four parameters of politeness influenced chosen of pronouns, and the use of the pronouns of Mandailing People itself influenced the level of politeness.
Profesional Korespondensi Indonesia
Erwina, Emmy () 2020PROFIL PENULIS Dr. Hj. Emmy Erwina, M.A adalah dosen Lembaga Layanan Dikti Wilayah Sumatera Utara Medan Dpk Fakultas Bahasa dan Komunikasi Harapan Medan dan Bunga Aditi, S.E., M.Si adalah dosen tetap Universitas Harapan Medan Fakultas Ekonomi Bisnis
REPRESENTATION OF SELF-DEFENSE MECHANISM OF THE MAIN CHARACTER IN THE BLIND SIDE MOVIE
Tarigan, Agita () 2022Penelitian ini membahas tentang mekanisme pertahanan diri yang terdapat pada tokoh utama dalam film The Blind Side karya John Lee Hancock. Penulis memfokuskan analisis pada tokoh utama dalam film tersebut, yang bernama Big Mike. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa tindakan yang dilakukan oleh tokoh utama dalam membangun mekanisme pertahanan diri. Terdapat delapan macam mekanisme pertahanan diri dalam karakter Big Mike, yaitu represi, pembentukan reaksi, perpindahan, rasionalisasi, sublimasi, agresi, fantasi, dan penyangkalan, yang merepresentasikan bagaimana karakter Big Mike berusaha beradaptasi dengan kehidupan barunya dan melindungi orang-orang terdekatnya. untuk dia. Untuk mencapai tujuan penelitian, penulis menggunakan kritik sastra dalam menganalisis karakter Big Mike serta pendekatan psikologis dan teori mekanisme pertahanan diri yang dikemukakan oleh Freud. Data primer penelitian ini dikumpulkan dari naskah dan dialog film The Blind Side, yang kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap berbagai jenis mekanisme pertahanan diri yang terdapat pada karakter Big Mike. Kata Kunci: Mekanisme Bela Diri, Kritik Sastra, Film
RYME AND ITS FUNCTION IN NORTH SUMATERA MALAY SOCIETY AND CULTURE
Erwina, Emmy () 2014This research discuss about the poetry and its function in culture of North Sumatera Malay society. Poetry is one of wide old Malay ryhme was unknown in domestic language. The proverb of Malay North Sumatera has function as a ceremony, to preserve the Malay culture as axpression of an entertainment amusement and esthetics structurallyt, poetry in North Malay Sumatera culture follow the norm and arrenge the poetry order in general like existencence of additon and fill aslo sum up the line in one couple consist of four rows.
SANDALPHON’S CHARACTER DEVELOPMENT IN GRANBLUE FANTASY’S “WHAT MAKES THE SKY BLUE” TRILOGY
Sani, Shaza Nabila () 2019Penelitian ini menganalisis perkembangan karakter Sandalphon berdasarkan penampilannya dalam trilogi “What Makes the Sky Blue” di game mobile Granblue Fantasy. Penelitian ini berfokus pada ciri-ciri karakter Sandalphon sebagai bahan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakter Sandalphon berkembang dalam trilogi “What Makes the Sky Blue”. Penelitian ini menggunakan arketipe kepahlawanan Pearson sebagai dasar analisisnya. Penelitian ini menggunakan konsep karakterisasi dan arketipe. Ditemukan bahwa karakter Sandalphon menunjukkan ciri-ciri dari beberapa arketipe, yaitu Innocent, Orphan, the Wanderer, the Magician, dan the Martyr. Perkembangan karakter Sandalphon dalam trilogi dimulai dari Innocent, berkembang menjadi Orphan, berkembang menjadi Wanderer, kembali menjadi Innocent, berkembang menjadi Oprhan, berkembang menjadi Magician, dan akhirnya berkembang untuk terakhir kalinya menjadi Martyr.
Schizophrenic Experiences in Pigpen Webtoon: Psychoanalytic Literary Criticism
Anuar, Nur Shaffirah () 2022This research discusses about the main character’s state of mind in Pigpen webtoon through the approach of psychoanalysis in literary criticism. This research aims to analyze the types of schizophrenic experiences and desires that are reflected in the main character’s schizophrenia by using the theory of schizophrenia and Jacque Lacan’s psychoanalysis. The methodology applied in this research is the qualitative research method to elaborate on the phenomena of psychology in literary works. This analysis is supported by the data acquired from journals, books, theses, and Pigpen webtoon as the data source. The writer identifies several results from the analysis that has been done that are relevant to the idea psychology approach. First, from the theory of schizophrenia, the main character is mainly going through delusions and hallucinations. Second, through Lacan’s psychological concept of desire and identity formation, the writer found two desires in the main character: the desire to have (anaclitic desire) and the desire to be (narcissistic desire), which happened in the Imaginary and Symbolic stages. In relation to desires, it is found that the main character’s experiences of schizophrenia are influenced by his desires. The schizophrenic experiences reflected forms of the main character’s desires for fulfilment. Keywords: Literary Criticism, Psychoanalysis, Schizophrenia, Desire, Webtoon
SEMIOTIC ANALYSIS OF PUNJABI’S SIKH WEDDING CEREMONY AT GURDWARA SHREE GURU NANAK DEV JI MEDAN
Sheetal () 2021Perkawinan merupakan bagian kehidupan yang sakral, karena harus memperhatikan norma dan aturan hidup dalam masyarakat. Pernikahan dilakukan melalui aturan agama atau adat istiadat. Hampir mirip dengan budaya Indonesia yang memiliki beberapa prosesi rangkaian upacara pernikahan, tradisi Punjabi terdiri dari berbagai adat budaya dan agama. Penelitian ini difokuskan pada budaya pernikahan India dan penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui tanda dan simbol apa yang ditemukan dalam Upacara Pernikahan Punjabi Sikh dan bagaimana penggunaannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Semiotika Pierce. Lokasi dalam penelitian ini akan dilakukan di Gurdwara Shree Guru Nanak Dev Ji Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang objektif tentang suatu keadaan di lapangan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, wawancara dan angket. Kata kunci: Semiotika, Budaya, Pernikahan Sikh Punjabi, Tanda dan Simbol, Teori Pierce
SIMILES USED IN EVERYTHING AT ONCESONG BY LENKA
Karina, Astriyani () 2019Bahasa kiasan adalah bagian dari semantik. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan semantik kita bisa mengetahui arti sebenarnya dari sebuah lagu. Bahasa kiasan adalah bahasa yang menggunakan berbagai kiasan. Ini menganalisis bahasa kiasan yang digunakan dalam karya Lenka lirik lagu terutama Simile. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa linguistik karena penelitian ini dilakukan berdasarkan teori Meyer, 1997. Manfaat bahasa kiasan dan kategori yang digunakan dalam tesis ini adalah bahwa pembaca akan memahami bahwa teori tersebut dapat digunakan untuk memberikan lebih jelas dan lebih baik pemahaman tentang arti bahasa kiasan.Bahasa kiasan dalam lagu dapat membuat pembaca mengerti bahwa lirik lagu dapat menggambarkan pesan yang harus diketahui dengan mempelajarinya secara mendalam dari segi kategori. Pelajaran ini mencoba memberikan gambaran tentang bahasa kiasan dalam kehidupan manusia sehari-hari terutama perumpamaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Itu Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah beberapa teks tertulis. Teks yang dibahas adalah lagu yang diambil dari lirik lagu lenka. Dengan klasifikasi ini, kita dapat mengenali dengan baik mana yang termasuk setiap pidato kiasan. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan kontribusi bagi pembaca yang tertarik untuk mempelajari dan memahami atau menafsirkan lirik tersebut.
SITUATIONAL CONTEXT OF ULOS BINTANG MARATUR AND ULOS RAGI HOTANG IN BATAK TOBA ETHNIC
Nainggolan, Dewi Aagustini BR. () 2019Ulos merupakan hasil tenun wanita Batak. Ulos digunakan dalam setiap upacara adat di masyarakat Batak Toba pada khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan skema trikotomi Ulos Bintang Maratur dan Ulos Ragi Hotang berbasis objek dan bagaimana kedua ulos tersebut diekspos melalui konteks situasional pada etnis Batak Toba. Penulis memfokuskan pada dua jenis ulos pada etnis Batak Toba, yaitu Ulos Bintang Maratur dan Ulos Ragi Hotang sebagai objek utama. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori Pierce sebagai pendekatan semiotika. Data diambil dari buku, jurnal, website budaya, dan wawancara dengan kepala adat. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dalam menganalisis data. Penulis menemukan hasil bahwa kedua ulos tersebut memiliki fungsinya masing-masing berdasarkan konteksnya yaitu Ulos Bintang Maratur diberikan kepada anak-anak yang memasuki rumah baru atau memiliki rumah baru. Secara khusus, Ulos ini diberikan untuk acara penyelamatan kehamilan 7 bulan yang diberikan oleh hulaula kepada anak tersebut dan Ulos Ragi Hotang diberikan kepada seorang pengantin wanita yang sedang melaksanakan upacara pernikahan adat. Secara total, ada lima jenis ornamen yang berbeda dan dua jenis ornamen tambahan yang ditemukan pada kedua ulos tersebut. Lima macam ornamen yang berbeda adalah pagar, burung, bintang, rotan dan rebung. Kedua ornamen tambahan tersebut bergaris-garis panjang dan tumbuh subur seperti kata “Horas”. Ornamen dan motif ulos tersebut memiliki makna dan makna kontekstual masing-masing berdasarkan fungsi dan tujuan masing-masing pada budaya dan stereotip Batak Toba. Warna utama dalam ulos adalah merah, hitam dan putih. Setiap warna melambangkan konteks yang berbeda; Merah melambangkan kuat dan kekuasaan, hitam melambangkan kebijaksanaan dan martabat, dan putih melambangkan kemurnian dan kesucian.