Title
Now showing items 11-20 of 97
CIRCUMSTANTIAL ELEMENTS ON POLITIC ISSUES IN THE JAKARTA POST: SYSTEMIC FUNCTIONAL GRAMMAR APPROACH
Siahaan, Rona Uli () 2019Kajian ini difokuskan pada unsur-unsur tidak langsung yang tersirat pada pasal-pasal politik. Penelitian ini menggunakan teori Systemic Functional Grammar yang dikembangkan oleh M.A.K Halliday. Halliday membagi unsur-unsur sirkumstansial menjadi sembilan jenis seperti: luas, lokasi, cara, sebab, kontingensi, iringan, peran, materi, dan sudut. Penulis bermaksud menganalisis penelitian ini untuk mengetahui jenis elemen sirkumstansial yang dikembangkan oleh Halliday yang diperoleh dari e-book yang memuat isu-isu politik di Jakarta Post dengan menggunakan sistem transitivitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis data dimana data dalam penelitian ini adalah artikel-artikel politik pada surat kabar harian Jakarta Post: 22 Mei 2019 vol.37 no.023, 24 Mei 2019 vol.37 no.025. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 55 klausa keadaan yang ditemukan dari tiga pasal politik, 22 klausa adalah Lokasi keadaan dengan (40%) sebagai jenis unsur keadaan yang paling dominan; 9 klausa adalah tingkat keadaan dengan (16,36%) sebagai posisi kedua; baik keadaan cara dan kontingensi memiliki persentase yang sama dengan (12,73%) juga keadaan peran dan sudut memiliki persentase yang sama dengan (3,63%). Sementara itu, keadaan materi yang tidak ditemukan pada ketiga pasal politik memiliki persentase 0%.
CODE MIXING IN KARONESE AND INDONESIAN: SOCIOLINGUISTIC STUDY
Sembiring, Annisa Putri () 2021Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis campur kode dan alasan mengapa penjual dan pembeli menggunakan campur kode dalam berbicara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para penjual pasar tradisional Simalingkar yang berjumlah tiga orang penjual. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah rekaman. Analisis data dapat disimpulkan bahwa jenis campur kode dalam penelitian ini adalah penyisipan kata, penyisipan frasa, dan penyisipan kalimat. Sedangkan frekuensi data dalam penelitian ini adalah penyisipan kata sebesar 19,56%, penyisipan frasa sebesar 34,78% dan penyisipan kalimat sebesar 45,65%. Kata kunci: campur kode, bahasa Karo dan bahasa Indonesia, pasar tradisional Simalingkar.
CODE MIXING USED IN “ONE PRIDE MMA” TELEVISION PROGRAM ON TV ONE CHANNEL
Rozali, Muhammad Bayu () 2019Penelitian ini difokuskan pada fenomena Code Mixing yang digunakan dalam Program Televisi “One Pride MMA” di Tv one Channel. Metode kualitatif diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis campur kode yaitu leksikalisasi penyisipan, pergantian, dan kongruen. Penelitian ini menggunakan teori Musyken (2000). Penulis memperoleh data dari buku teks, Jurnal, youtube, dan sumber lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 kemunculan (78,3%) penyisipan, 5 kemunculan (13,5%) pergantian, dan 3 kemunculan (8,1%) leksikalisasi kongruen. Jenis campur kode yang dominan pada objek ini adalah penyisipan dengan 29 kejadian (78,3%)
CONNOTATIVE AND DENOTATIVE MEANING USED IN “LAMBE TURAH” INSTAGRAM ACCOUNT
Sari, Bella Indah () 2019Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna denotatif dan konotatif yang berfokus pada akun instagram Lambe Turah. Penelitian ini menggunakan teori Semantic Types of Meaning berdasarkan teori Abdull Chaer. Chaer membagi jenis makna semantik menjadi delapan kategori, yaitu: makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan non-referensial, makna denotatif dan konotatif, makna kata dan makna istilah, makna konseptual dan makna asosiatif, makna idiomatik dan peribahasa, makna kias. ,lokus,ilokusi dan makna perlokusi.mPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makna yang diimplementasikan dalam data. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis data. Data dalam penelitian ini adalah postingan komentar instagram Lambe Turah. Ada 2 jenis makna semantik yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 24 klausa yang mengandung proses relasional. Makna konotatif (45,83%) merupakan tipe proses relasional yang paling dominan kedua, makna denotatif (54,16%) merupakan tipe proses relasional yang paling dominan.
CONVERSATIONAL IMPLICATURES FOUND IN THE DIALOGUE OF THE SIXTH SENSE MOVIE
PRATAMA, YUDI APRIANDI () 2021Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikatur percakapan dan penerapan prinsip kerja sama yang terdapat dalam dialog film The Sixth Sense. Analisis berdasarkan metodologi kualitatif yang menitikberatkan pada tiga permasalahan, yaitu: (1) pelanggaran maksim apa saja yang ditemukan dalam film The Sixth Sense?; (2) pelanggaran maksim apa yang paling dominan ditemukan dalam film The Sixth Sense?; dan (3) berapa banyak dialog yang mengandung prinsip kerja sama yang ditemukan dalam film The Sixth Sense? Hasil penelitian menunjukkan tujuh belas pelanggaran maksim meliputi delapan data melanggar maksim kualitas, tiga data melanggar maksim kuantitas, tiga data melanggar maksim tata krama, dan tiga data yang melanggar maksim relevansi. Peneliti juga menemukan enam data prinsip kerja sama dalam objek penelitian. Teori tersebut berhasil diterapkan terhadap data pelanggaran maksim dan prinsip kerja sama dalam film The Sixth Sensemovie. Kata kunci: Implikatur Percakapan, Prinsip Kerja Sama, Pelanggaran Maksim, Film.
DERIVATIONAL AFFIXES FOUND IN THE HEADLINE OF THE JAKARTA POST NEWSPAPER
Pinem, Max Sudibyo () 2019Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis dan perubahan kelas kata derivasi pada headline Surat Kabar The Jakarta Post. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data utama penelitian ini terkait dengan beberapa buku teks morfologi yang dikembangkan oleh O’ Grady dan data lainnya diambil dari headline surat kabar The Jakart Post. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi jenis-jenis derivasi dan mendeskripsikan bagaimana mereka digunakan dalam sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis derivasi yang ditemukan oleh para witer yaitu derivasi prefiks yang menambahkan morfem di awal dan derivasi sufiks yang menambahkan morfem di akhir basis. Temuannya adalah prefiks memiliki 10 kemunculan dan afiks memiliki 29 kemunculan. Berdasarkan temuan, disimpulkan bahwa bentuk imbuhan ada pada headline surat kabar The Jakarta Post.
Derivational Affixes Used in Inside Out Movie Directed by Pete Docter
ANDRIANI SUNJAYA () 2023Penelitian ini dilakukan berdasarkan gagasan akan pentingnya memiliki pengetahuan mendalam tentang kata-kata untuk membantu individu dalam memperoleh dan belajar bahasa dengan baik untuk komunikasi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis derivasional afiks dan cara derivasional afiksnya berkontribusi terhadap pembentukan kata-kata baru dalam film Inside Out berdasarkan teori morfologi yang dijelaskan oleh Lieber karena film merupakan alat dalam pembelajaran bahasa baru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan data dikumpulkan dari seluruh dialog yang mengandung imbuhan derivasional film. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data spiral. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 139 kata turunan yang digunakan dalam Inside Out film muncul dalam 10 jenis prefiks dan 27 jenis sufiks. Awalan re- dan un- merupakan imbuhan turunan yang paling sering digunakan, sedangkan akhiran –ly dan –ion adalah sufiks turunan yang paling sering digunakan dalam film. Hasilnya juga menunjukkan bahwa sebagian besar prefiks menghasilkan kata-kata baru dengan mengubah arti kata dasar, sedangkan sebagian besar sufiks menciptakan kata baru dengan mengubah kelas kata dasar yang dimilikinya.
DIALECTS IN BAHASA INDONESIA WITHIN JAVANESE AND BATAKNESE CROSS-CULTURAL MARRIAGE COMMUNITY
Saraswaty, Kania () 2019Penelitian ini membahas tentang analisis deskriptif Dialek Bahasa Indonesia Dalam Komunitas Perkawinan Lintas Budaya Jawa dan Batak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apa saja variasi kosakata yang terdapat dalam tuturan sehari-hari bahasa Batak dan Jawa? (2) Jenis leksikal apa saja yang terdapat dalam dialek perkawinan lintas budaya? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi kosakata yang terdapat dalam tuturan sehari-hari, untuk mengidentifikasi dampak dialek dalam perkawinan lintas budaya bagi kedua belah pihak dan sosial. Penelitian ini menggunakan teori David Crystal (2006). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis dialek. Sumber data penelitian ini adalah dari lima pasangan suami istri lintas budaya (Batak dan Jawa) di Sei Mati, Medan Maimun, Medan. Penelitian dari penelitian ini menemukan bahwa (1) tidak semua orang tahu bagaimana berbicara dalam bahasa daerah mereka (2) Bahasa Indonesia paling banyak digunakan dalam pernikahan lintas budaya di Sei Mati, Medan Maimun, Medan.
FENOMENA HIKIKOMORI DI JEPANG (NIHON NI HIKIKOMORI NO GENSHO)
Sanjaya, Raja Agam Phonna () 2019Hikikomori merupakan sebuah fenomena di Jepang yang terjadi pada seseorang yang melakukan penarikan diri dari lingkungan sosial dikarena kan suatu alasan. Istilah hikikomori diciptakan oleh seorang psikologi Jepang Dr.Tomaki Saito.Menurut Dr.Tomaki seorang penderita hikikomori biasa tidak melakukan hubungan sosial dalam jangka waktu minimal 6bulan hingga bertahun-tahun. Hikikomori banyak dialammi oleh kalangan muda usia 14 hingga 30 tahun. Seseorang menjadi pelaku hikikomori dikarenakan beberapa kejadian yang menimpanya.Kejadian tersebut kebanyakan berasal dari lingkungan di sekitar pelaku hikikomori, seperti lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan sosialnya.Selain itu faktor individu juga berpengaruh untuk menjadikan seseorang menjadi hikikomori.Seperti si pelaku mengalami gangguan perkembangan psikologis sejak ia masih kecil
FIGURATIVE LANGUAGE FOUND IN “FANTASTIC BEASTS: THE CRIMES OF GRINDELWALD” MOVIE
Raisa () 2019Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas dan menghindari kebingungan dalam penggunaan bahasa kiasan dalam film. Penelitian ini cenderung untuk mengetahui jenis-jenis bahasa kiasan, bagaimana bahasa kiasan tersebut digunakan dan mengetahui jenis bahasa kiasan yang dominan dalam film Fantastic Beasts. Dalam penelitian ini, teori Knickerbocker dan Reninger (1974) digunakan untuk menganalisis data. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan data deskriptif dan kualitatif. Data kualitatif diambil dari kata-kata tertulis atau lisan untuk analisis deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan membaca buku teks, jurnal, dan naskah film. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa bahasa kiasan dalam naskah atau film dialog. Terdapat 16 data kandungan bahasa kiasan yang terdapat dalam film “Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yaitu terdapat 6 jenis bahasa kiasan yang terdiri dari hiperbola dengan 4 kemunculan (25%), simile dengan 3 kemunculan (18,75%) metonymy dengan 3 kejadian (18,75%), kiasan dengan 3 kejadian (18,75%), personifikasi dengan 2 kejadian (12,5%), dan sinekdoke dengan 1 kejadian (6,25%). Hal ini menunjukkan bahwa jenis bahasa kiasan yang dominan dalam film tersebut adalah hiperbola. Oleh karena itu terbukti bahwa bahasa kiasan terjadi dalam naskah film ini