Title
Now showing items 41-45 of 88
ANALISIS STRUKTUR KOLOM PADA GEDUNG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI RSUD SALAK KABUPATEN PAKPAK BHARAT (Studi Kasus)
Sitinjak. Agunan Imanuel () 2023ABSTRAK Pada struktur kolom merupakan struktur penyangga yang terdapat dalam bangunan yang berfungsi untuk meneruskan beban ke pondasi, kolom menempati posisi penting di dalam struktur bangunan. Kegagalan pada kolom berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya atau merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Perhitungan Analisis Struktur Kolom Pada Gedung Instalasi Pengelohan Air Limbah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pakpak Bharat dianalisis dengan program SAP2000 V14 yang di desain secara 3 dimensi. Input untuk pembebanan diantaranya beban mati, beban hidup dan beban angin. Perhitungan struktur kolom baik itu tulangan lentur dan tulangan geser, dilakukan secara konvensional atau manual. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kolom yang ditinjau, diperoleh tulangan lentur dan tulangan geser hasil analisa pada kolom tipe AA1 berbeda dengan hasil di lapangan. Kolom tipe AA1 lebih besar dari hasil di lapangan, tulangan utama pada kolom tipe AA1 sebesar 15% dan tulangan sengkang sama dengan data lapangan. Kata Kunci : Kolom, Lentur, Geser dan SAP2000
ANALISIS TULANGAN GELAGAR JEMBATAN SUNGAI NAFUO KECAMATAN LAHEWA TIMUR KABUPATEN NIAS UTARA (Studi Kasus)
Hulu, Viktor () 2023Pada pembangunan jembatan sungai Nafuo yang berlokasi diruas jalan Ombolata Langi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara yang dikerjakan untuk memperlancar arus lalulintar antar kecamatan. Gelagar sebagai media penyambung yang diharuskan memiliki perhitungan yang tepat, meliputi pada tiap tulangan yang menjadi unsur-unsur pada suatu bangunan jembatan. Gelagar jembatan berfungsi menerima beban dan gaya yang ditimbulkan oleh lalulintas yaitu kendaraan roda empat, roda dua, dan manusia yang melintasi bagian dari jembatan tersebut. Ada Dua pengumpalan data, yaitu Pengumpulan data primer : Observasi, dan Dokumentasi. Pengumpulan data sekunder : Data yang didapat dari pihak CV. Manunggal Riamerta Dev. Consultant selaku Konsultan Supervisi. Hitungan Kebutuhan Tulangan Geser. d/2=(825 mm)/2=412,5 mm ;0,75.h=0,75×950mm=712,5 mm ;600mm Diameter tulangan geser dipakai, D= 10mm Jumlah kaki geser,nk = 2 Luas tulangan geser, A_v=nk.0,25.π.D^2=2×0,25×3,14×〖10〗^2=157mm^2 Spasi geser perlu, sp=(157 mm^2)/(1,364 mm^2 ) =115 mm Maka tulangan geser yang dipakai D10-115mm. Dari hasil Analisis jumlah tulangan yang dipakai adalah ∅10-115mm. Kata Kunci : Gelagar, Pembebanan, Garis Pengaruh, Tulangan.
EFEKTIFITAS PEMILIHAN BAHAN STABILISASI UNTUK TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI INDEKS PLASTISITAS (PI) (Studi Penelitian)
Saraan, Fahri () 2021Pemilihan Bahan Stabilisasi adalah hal utama yang harus di perhatikan jika kita ingin memperbaiki tanah lempung. Pemilihan Bahan stsbilisasi juga harus di tinjau harga bahan, mudah atau tidak nya bahan itu di peroleh, dan jarak antara bahan teresebut dengan tempat penelitian. Pada penelitian kali ini ada 2 jenis bahan stabilisasi yang di gunakan yaitu Kapur dan Abu Vulkanik. Penelitian ini bermaksud ingin Memperbaiki Tanah lunak/lempung dengan Menambahakan campuran zat adiktif sebagai alternatif masalah terhadap penurunan daya dukung tanah yang rendah. Dan untuk mengetahui perbandingan antara ke dua bahan adiktif yang di gunakan terhadap Perubahan Nilai PI, Perubahan terhadap Uji Pemadatan, dan Nilai kuat Tekan Bebas, dengan presentase Pencampuran bahan yaitu 3%, 6%, 9%, dan 12%. Berdasarkan hasil penelitian di tinjau dari nilai (PI) dapat disimpulkan bahwa abu vulkanik efektif digunakan sebagai stabilisasi untuk tanah lempung. Hal ini dikarenakan penambahan kadar abu vulkanik akan memperkuat lekatan antara butiran tanah dan air, sehingga tanah tidak mudah pecah ketika diberi tekanan vertikal. Kata kunci : Tanah Lempung, kapur, Abu vulkanik
EFEKTIFITAS STABILISASI DUA TAHAP MENGGUNAKAN ABU BATU BUKHO DAN ABU VULKANIK DITINJAU NILAI CBR RENDAM PADA TANAH LEMPUNG LUNAK
Firmana, Fachriza Arif () 2022Tanah dengan karakteristik yang kurang baik seperti tanah lempung kerap menimbulkan masalah seperti tanah lunak dengan daya dukung yang rendah. Daya dukung tanah dasar yang rendah dipengaruhi oleh nilai CBR tanah yang rendah. Untuk itu dibutuhkan suatu metode perbaikan tanah yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan adalah stabilisasi dua tahap dengan menggunakan abu batu bukho dan abu vulkanik yang bertujuan memperbaiki sifat-sifat teknis tanah. perbaikan tanah dilakukan pada tanah lempung lunak. Variasi kadar campuran bahan stabilisasi yang ditambahkan adalah abu batu bukho 3%, 6%, 9%, 12%, dan abu vulkanik 4% dari berat tanah kering. Selain uji sifat fisik, dilakukan pemadatan standar dan pengujian CBR rendaman laboratorium (soaked) untuk mengetahui nilai CBR rendam pada tanah lempung dengan variasi campuran abu batu bukho dan abu vulkanik. Nilai CBR tanah asli didapatkan sebesar 1,992%, tanah ini tergolong sebagai tanah lempung kurang baik karena nilai CBR <5%. Perbaikan tanah dengan menggunakan 3% abu batu bukho (ABB) dan 4% abu vulkanik (AV) didapatkan sebesar 2,192%, untuk 6% ABB dan 4% AV didapatkan sebesar 2,271%, untuk 9% ABB dan 4% AV didapatkan sebesar 2,391%, dan untuk 12% ABB dan 4% AV didapatkan sebesar 2,471%. Stabilisasi dua tahap dengan batu bukho dan abu vulkanik memberikan peningkatan nilai CBR seiring dengan penambahan jumlah abu batu bukho. Kata Kunci: Lempung , Bukho, Vulkanik, CBR
EFISIENSI PENGGUNAAN PILE SLAB DIBANDING METODE PENIMBUNAN TANAH TERHADAP BIAYA DAN WAKTU (studi kasus : Jalan Tol Tebing Tinggi – Parapat (Tahap 1) Ruas Tebing Tinggi – Serbelawan Sta: 8+075 – 8+525)
Harefa, Alvajar Nofanolo () 2024Perencanaan pembangunan jalan tol yang menghubungkan dari Tebing Tinggi dan Prapat terdapat beberapa kendala. Dimana dalam perencanaannya terdapat beberapa titik tanah memiliki kondisi tanah yang lunak. Untuk mengatasi masalah tersebut maka terdapat beberapa metode yang dapat di gunakan agar proyek pengerjaan jalan tol dapat berjalan sesuai dengan yang di rencanakan. Metode yang dapat di gunakan yaitu metode timbunan tanah dan metode pile slab. Dimana kedua metode tersebut memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya, pada kedua metode tersebut memiliki perbedaan biaya dan waktu pengerjaannya. Sehingga tujuan dari skripsi ini ialah untuk mengetahui di antara kedua metode tersebut manakah yang lebih efektif dan efisien dalam pengerjaannya, dan hasil yang lebih maksimal. Analisa yang di lakukan meliputi biaya dan waktu dari pelaksanaan kedua metode tersebut. Analisis biaya mengacu pada Peraturan Mentri PUPR serta SNI terkait analisa harga satuan bidang pekerjaan umum. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan bahwasanya pengerjaan pile slab memiliki keunggulan dalam waktu penyelesaian dengan rentang waktu 10 bulan dibandingkan dengan pengerjaan timbunan tanah 12 bulan yang dimana memiliki tingkat efisiensi sebesar 16,6%, sedangkan metode timbunan lebih irit dalam penggunaan biaya yang dimana hanya menggunakan dana sebesar Rp. 49.469.035.965 jika di bandingkan dengan metode pile slab yang menggunakan dana sebesar Rp. 116.521.853.731 dengan tingkat efisiensi 57,5%. Maka dari hasil ini dapat di simpulkan bahwa jika owner menginginkan waktu yang cepat maka dapat menggunakan metode pile slab sedangkan jika menginginkan biaya yang lebih sedikit maka dapat menggunakan metode timbunan tanah. Kata kunci : Pile slab, Timbunan, Analisa biaya dan Waktu