Title
Now showing items 181-185 of 255
PENGARUH EXPOSURETIME TERHADAP PANJANG RETAK MATERIAL BAJA NIRKARAT AUSTENIT AISI 304,316 DAN 316L YANG MENGALAMI KEGAGALAN STRESS COROSION CRACKING
junaidi ,dn.adnyana () 2013This research was carried out by first testing using the Spring Loaded Fixture type in accordance with ASTM G49 and E 292 for the experimental method and specimen geometry respectively. Initiation of SCC failure begins with pitting corrosion and thinning attacks to date stress reaches the highest strength Furthermore, in this case the aim was to determine the characteristics of failure of SCC Austenitic stainless steel AISI 304, AISI 316, and 316L in Glycerol solution with four variations of chloride concentration, namely 50, 6,000, 9,000, and 12,000 ppm, two types of initial tensile stress, namely 50 % and 70% Yield Strength from each material test, and 150 oC constant temperature.Failure occurs in catastrophic and brittle (transgranular) fractures. AISI 304 is more vulnerable to all experimental conditions. All material tests did not fail for 50 ppm chloride concentration up to 556 hours of exposure time. The more concentration and chloride concentration is given, the crack speed becomes higher by shortening the failure time.
PENGARUH HASIL PENGELASAN MODEL SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA STAINLESS 201 DAN STAINLESS 304
Harahap, Muhammad Ali Akbar () 2023Metode pengelasan SMAW adalah metode yang paling sering digunakan untuk pengelasan, metode ini dipilih karena peralatan yang digunakan sederhana, murah, dan mudah untuk dipindahkan, karena pengelasan memiliki daerah akses yang terbatas dan metode ini paling sesuai untuk stainless 201 dan 304. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi Pengelasan Model SMAW, bentuk struktur dan pengaruh Hasil Pengelasan Model SMAW Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Pada Stainless 201 dan Stainless 304. Penelitian ini dilakukan di Laboturiaum mekanika bahan dan Manufaktur jurusan Teknik Mesin Polmed Medan. Waktu penelitian ini selama 7 bulan dimulai dari studi literatur, dan selanjutnya dilakukan tahapan-tahapan lainnya. Spesimen uji kekrasan Vickers ini mengacu pada standar ASTM E10, dengsn ketebalan spesimen 1,5 mm. Diameter bola indicator yang digunakan adalah 10 mm, lebar spesimen pada uji kekerasa vikers adalah 30 mm dan panjang 40 mm. Adapun hasil dari nilai Pengelasan Model SMAW Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Stainless 201 Dan Stainless 304 pengujian tarik tegangan maksimal terdapat pada hasil dari perhitungan nilai kekuatan tarik pengelasan E-308 dengan posisi pengelasan 1G, dimana nilai kekuatan tarik yang di dapatkan rata-rata sebesar 5,20 kg/mm2, sedangkan posisi pengelasan 2G dengan nilai kekuatan tarik rendah dengan nilai rata-rata 5,02kg/mm2. Kata Kunci : Pengelasan model SMAW, Kekuakatan Tarik, Uji Kekerasan, Stainless
PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP TORSI DAN RPM PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR JENIS TURBIN PELTON KAPASITAS 5KW
Sagala, Parti Marulitua () 2024Turbin Pelton adalah jenis turbin impuls yang terdiri dari sudu berbentuk mangkok sebagai awal penerima pancaran air dari nozel dengan memanfaatkan gerak jatuh air (head) yang tinggi walaupun debit airnya kecil. Pada penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh jumlah sudu terhadap putaran yang dihasilkan oleh turbin Pelton sehingga dapat diketahui tegangan, arus, daya dan efisiensi yang dihasilkan generator pada prototype PLTMH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiefisiensi turbin (runner) dengan jumlah sudu yang divariasikan terhadap daya output. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan melakukan desain dan pembuatan serta pengujian prototipe turbin pelton. Turbin yang dibuat dan diuji memiliki spesifikasi Diameter runner 150 mm, panjang sudu 31,1 mm, lebar sudu 14,6 mm, kedalaman sudu 6,45 mm dan jumlah nozel 1 buah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah sudu dan diameter nozel berpengaruh terhadap daya turbin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian ini menggunakan turbin pelton dengan jumlah sudu yang divariasikan jumlahnya yaitu 4 sudu, 6 sudu dan 8 sudu. Secara keseluruhan, analisis sudu turbin Pelton yang terdiri dari 32 buah sudu mencapai putaran maksimum 480 Rpm mencakup aspek desain, kekuatan material, dan kinerja yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembangkit listrik tenaga air. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi variasi desain dan material yang dapat mempengaruhi performa turbin secara keseluruhan. Kata kunci : Torsi, pembangkit listrik air, turbin pelton
PENGARUH MINYAK PELUMAS OIL SHELL ADVANCE AX7 SAE 10W-40 MATIC BERDASARKAN KEKENTALAN KINEMATIK DAN TOTAL BASE NUMBER PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA N MAX 155
harun, junaidi, fadli ahmad kurniawan nasution () 2023Terdapat banyak sekali parameter untuk menentukan apakah suatu pelumas sepeda motor masih layak dipakai atau tidak. Akan tetapi, para pengguna sepeda motor pada umumnya hanya berpedoman pada jarak tempuh sepeda motor (2000-3000) km atau pada waktu pemakaian (2-3 bulan) baru akan mengganti pelumas sepeda motornya. Hal tersebut direkomendasikan karena lebih efisien dan tidak menguras biaya untuk melakukan pengujian. Akan tetapi hal tersebut terkadang tidak diterapkan dengan baik ataupun dan tidak relevan. Maka dari itu perlu dilakukan pengujian berdasarkan viskositas kinematik dimana syarat kelayakan pakai pelumas adalah viskositas kinematik tidak boleh kurang 50% dari viskositas pelumas baru. Dan total base number tidak boleh kurang dari 2 mgKOH/gr. Pada tugas akhir kali ini akan dilakukan pengujian viskositas kinematik dan juga pengujian derajat celcius dengan menggunakan variasi jarak tempuh 0 Km, 1000 Km, 1500 km dan 2000 km. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa semakin panjang jarak yang ditempuh minyak pelumas mengalami penurunan viskositas kinematiknya dari 0 Km yaitu 0.09206 cSt turun 0,04985 cSt pada 1000 Km dan 0,04435 cSt pada 1500 Km serta 0,02851 cSt pada 2000 Km, namun pada jarak 2000 Km minyak pelumas tersebut belum mencapai kurang dari 50% dari viskositas kinematik.
PENGARUH MINYAK PELUMAS OIL SHELL ADVANCE AX7 SAE 10W-40 MATIC BERDASARKAN KEKENTALAN KINEMATIK DAN TOTAL BASE NUMBER PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA N MAX 155
Harun () 2021Terdapat banyak sekali parameter untuk menentukan apakah suatu pelumas sepeda motor masih layak dipakai atau tidak. Akan tetapi, para pengguna sepeda motor pada umumnya hanya berpedoman pada jarak tempuh sepeda motor (2000-3000) km atau pada waktu pemakaian (2-3 bulan) baru akan mengganti pelumas sepeda motornya. Hal tersebut direkomendasikan karena lebih efisien dan tidak menguras biaya untuk melakukan pengujian. Akan tetapi hal tersebut terkadang tidak diterapkan dengan baik ataupun dan tidak relevan. Maka dari itu perlu dilakukan pengujian berdasarkan viskositas kinematik dimana syarat kelayakan pakai pelumas adalah viskositas kinematik tidak boleh kurang 50% dari viskositas pelumas baru. Dan total base number tidak boleh kurang dari 2 mgKOH/gr. Pada tugas akhir kali ini akan dilakukan pengujian viskositas kinematik dan juga pengujian derajat celcius dengan menggunakan variasi jarak tempuh 0 Km, 1000 Km, 1500 km dan 2000 km. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa semakin panjang jarak yang ditempuh minyak pelumas mengalami penurunan viskositas kinematiknya dari 0 Km yaitu 0.09206 cSt turun 0,04985 cSt pada 1000 Km dan 0,04435 cSt pada 1500 Km serta 0,02851 cSt pada 2000 Km, namun pada jarak 2000 Km minyak pelumas tersebut belum mencapai kurang dari 50% dari viskositas kinematik. Kata Kunci : Viskositas Kinematik, Jarak Tempuh