Title

[0-9] A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Now showing items 1-5 of 13

BENTUK DIALEK KANSAI DI JEPANG ( NIHON NI OKERU KANSAI BEN NO KATACHI )

Fanka, Hari () 2019

Dialek atau yang biasa disebut dengan logat, merupakan unsur utama pembentukan karakter suatu masyarakat. Kepribadian suatu masyarakat bisa dilihat dari dialek yang mereka gunakan, dan dengan dialek pula kita tahu identitas suatu suku ataupun kewarganegaraan seseorang. Dialek merupakan unsur penting yang harus dipelajari setelah bahasa jika seseorang ingin menjadi bagian dalam suatu masyarakat, sama halnya seperti di Indonesia yang mempunyai banyak suku dengan beragam bahasa dan logat masing-masing. Di Jepang pun ada logat – logat yang beragam di setiap daerah. Diantara semua logat yang ada di Jepang, dialek Kansai yang paling popular di Jepang, dikarenakan dialek ini dianggap dialek yang paling gaul dan tidak kaku, bahkan dialek Kansai ini pun terkenal sampai ke mancanegara, selain dipakai untuk interaksi sehari – hari oleh 22 juta orang lebih penduduknya. Dialek Kansai juga banyak dipakai pada anime, lagu – lagu ataupun seni melawak yang disebut manzai. Perlu juga diketahui bahwa dalam dialek Kansai tersebut ada sub-dialek yang ada disetiap daerah tergabung dalam wilayah Kansai, dan wilayah Kansai terdiri dari 7 provinsi besar di dalamnya. Orang – orang yang tinggal di wilayah Kansai cenderung lebih ramah dan suka bergaul dibandingkan orang – orang yang tinggal di daerah ibukota seperti Tokyo. Maka dari itu, penting untuk mempelajari dialek Kansai, karena selain dialeknya banyak hal menarik yang akan dijumpai di Kansai.

FENOMENA HIKIKOMORI DI JEPANG (NIHON NI HIKIKOMORI NO GENSHO)

Sanjaya, Raja Agam Phonna () 2019

Hikikomori merupakan sebuah fenomena di Jepang yang terjadi pada seseorang yang melakukan penarikan diri dari lingkungan sosial dikarena kan suatu alasan. Istilah hikikomori diciptakan oleh seorang psikologi Jepang Dr.Tomaki Saito.Menurut Dr.Tomaki seorang penderita hikikomori biasa tidak melakukan hubungan sosial dalam jangka waktu minimal 6bulan hingga bertahun-tahun. Hikikomori banyak dialammi oleh kalangan muda usia 14 hingga 30 tahun. Seseorang menjadi pelaku hikikomori dikarenakan beberapa kejadian yang menimpanya.Kejadian tersebut kebanyakan berasal dari lingkungan di sekitar pelaku hikikomori, seperti lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan sosialnya.Selain itu faktor individu juga berpengaruh untuk menjadikan seseorang menjadi hikikomori.Seperti si pelaku mengalami gangguan perkembangan psikologis sejak ia masih kecil

MAKNA KITSUNE DI KUIL FUSHIMI INARI TAISHA JEPANG (NIHON NO FUSHIMI INARI TAISHA NI OKERU KITSUNE NO IMI)

Pratiwi, SIlvi () 2021

Kitsune adalah sebutan untuk rubah dalam bahasa Jepang, kitsune juga dapat dikatakan sebagai siluman rubah yakni sosok mitologi Jepang yang sangat terkenal. Pada zaman Jepang kuno, rubah dan manusia hidup saling berdekatan sehingga legenda tentang kitsune muncul dari persahabatan antara manusia dan rubah. Dalam kepercayaan shinto, Kitsune disebut Inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Kami (dewa). Sebagian orang memberi persembahan untuk kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib. Dalam kepercayaan shinto, kitsune sering dikaitkan dengan Inari. Hubungan antara Inari dan kitsune makin memperkuat kedudukan kitsune dalam dunia supranatural. Kitsune mulanya merupakan pembawa pesan yang bertugas bagi dewa Inari, tetapi garis pemisah antara Inari dan kitsune makin kabur sehingga Inari digambarkan sebagai seekor rubah. Rubah yang bertugas menjadi pelayan Inari adalah rubah jenis Myoubu. Myoubu dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu kiko, kuuko, dan tenko. Salah satu kuil yang terkenal akan kitsune adalah kuil Fushimi Inari Taisha di prefektur Fushimi Jepang. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk medeskripsikan mengenai budaya Jepang tentang makna kitsune pada kuil Fushimi Inari Taisha. Karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, dan data dengan topic yang sejenis.

MAKNA SIMBOLIK PADA LUKISAN UKIYO-E (UKIYO_E NI OKERU SOUCHOUNOIMI)

Salsabila, Nadia () 2021

Lukisan Ukiyo-e merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika didalam blok kayu sehingga memperlihatkan efek 3 dimensi, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana,alam atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.Ukiyo-e ( 浮世絵) adalah sebutan untuk teknik cukil kayu atau woodcut yang berkembang di Jepang pada zaman Edo yang digunakan untuk menggambarkan lukisan pemandangan,keadaan alam dan kehidupan sehari-hari didalam masyarakat di Jepang. Dalam bahasa jepang, “Ukiyo” berarti zaman sekarang, sedangakan “e” adalah gambar atau lukisan. Lukisan Ukiyo-e yang paling mempunyai makna khusus adalah lukisan bertemakan tiga Burung. Lukisan Burung yang pertama Bebek Mandarin Oshidori yang memiliki makna sebagai kesetian dan kebahagian yang tertulis dikalimat Haiku. Hal ini dikarenakan kehidupan bebek didunia nyata memiliki hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Lukisan kedua Burung Bangu Jepang Tsuru memiliki makna perdamaian, keharmonisan dan kemakmuran didalam kehidupan masyarakat. Lukisan ketiga Burung Kutilang Uso bermakna keberubuntungan. Hingga sekarang orang Jepang mempercayai makna Haiku yang terlukis didalam Ukiyo-e. Dalam pembuatan Ukiyo-e digunakan dua teknik yaitu secara Tradisional dan secara Modern. Pembuatan Ukiyo-e secara tradisional dengan modern memiliki persamaan dalam mengukir diatas kayu, tetapi berbeda dalam teknik pewarnaannya. Dalam pewarnaan secara tradisional warna yang dipakai menggunakan warna alam yang didasari oleh air sebagai warna alami,sedangakan pewarnaan secara modern sudah menggukan warna tinta kimia dan printing.

NEKOMATA SEBAGAI HEWAN MITOLOGI JEPANG (NIHON SHINWA NO DOUBUTSU TOSHITE NO NEKOMATA)

Fitriayani, Nabilah () 2021

ABSTRAK Nekomata merupakan hewan mitologi atau yang sering disebut sebagai youkai. Nekomata memiliki wujud kucing dan juga merupakan salah satu dari bijuu sembilan dewa. Nekomata berasal dari hutan kematian, ia adalah hewan peliharaan dewa kematian. Nekomata pada awalnya merupakan seekor kucing peliharaan yang lucu namun karena kekejaman yang dilakukan pemiliknya kepadanya, ia akhirnya memiliki dendam yang teramat dalam terhadap manusia. Youkai kucing ini berbeda dengan youkai kucing lainnya, dikarenakan Nekomata tidak memiliki hati nurani dalam membalaskan dendamnya. Perubahan yang dialami oleh seekor Nekomata tidaklah singkat, ia akan berubah saat ia berumur sepuluh tahun dan saat sudah berumur sepuluh tahun ia akan secara perlahan membelah ekornya menjadi dua, tidak semua kucing bisa berubah menjadi seekor Nekomata karena hanya kucing yang bertubuh besar, berekor panjang dan merupakan kucing peliharaan saja yang dapat berubah menjadi Nekomata. Ciri-ciri yang dimiliki Nekomata adalah memiliki dua ekor panjang, bertubuh besar hitam dan terkadang ia menampakkan sayap yang seperti malaikat namun berwarna hitam. Nekomata memiliki kekuatan nujum dan sihir, salah satunya ia dapat mengendalikan dan mengontrol kematian denga menggunakan ekornya atau kaki depannya dan ia dapat berubah menjdi manusia pada umumnya namun tidak dapat berupa setuhnya seperti manusia. Nekomata akan memakan orang yang dibencinya. Tujuan dari penulisa karya tulis ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Nekomata. Karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, dan data hasil penelitian topik yang sejenis.