Submit Dates
Jump to a point in the index:
Now showing items 6-10 of 97
THE PERSONALITY OF THE PROTAGONIST IN SEAN PENN MOVIE SCRIPT’S INTO THE WILD
DAULAY, M. IQBAL ARFYN () 2020Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian Chris McCandless sebagai protagonis dengan menganalisis bukti dari dialog dan tindakannya dalam film. Dan untuk mengetahui apa saja faktor penyebab kepribadian Chris, penulis menggunakan metode dalam penulisan ini adalah deskriptif-kualitatif. Penulis menggunakan dirinya sendiri untuk mengumpulkan data dengan membaca naskah, menonton film dan menandainya. Penulis menggunakan Into The Wild oleh Sean Penn yang dirilis pada tahun 2007 oleh Paramount Vantage. Penulis memfokuskan dialog pada naskah film, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis karakter menggunakan teori karakterisasi berdasarkan strukturalisme dan kemudian mengidentifikasi kepribadian menggunakan Big Five Personality oleh Paul Costa dan Robert McCrae. Dalam penelitian ini, penulis menemukan hasil akhir tentang kepribadian dan faktor penyebab Chris McCandless sebagai protagonis. Chris McCandless adalah seorang petualang yang ingin mengalami hal-hal baru dalam hidupnya. Dari teori penokohan yang digunakan, penulis menemukan Imajinasi Aktif, Kepekaan Kata, Idealistis, Perhatian Pada Tebangan, Kreatif, dan Mencintai Alam Chris. Berdasarkan karakteristik Chris, penulis mengidentifikasi kepribadian berdasarkan Big Five Personality bahwa Chris adalah seseorang yang memiliki dimensi Openness to Experience yang tinggi. Kemudian faktor kepribadian ditemukan ada dua faktor penyebab kepribadian Chris, yaitu faktor sosial dan faktor budaya. Faktor sosial yang terjadi pada protagonis antara lain pengaruh dari lingkungan keluarga seperti yang dikemukakan di atas bahwa Chris memiliki masalah dengan keluarganya. Selanjutnya adalah faktor budaya yang terjadi pada tokoh protagonis yang meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam diri Chris. Dari analisis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian protagonis dalam film Sean Penn’s Into the Wild berdasarkan Big Five Personality adalah bahwa protagonis memiliki tingkat Openness to Experience yang tinggi. dan faktor penyebab sifat kepribadian tersebut adalah faktor sosial budaya yang mempengaruhi kepribadian tokoh protagonis
THE SEMIOTIC MEANINGS IN BEAUTY PRODUCTS OF COMMERCIAL BOARDS IN MEDAN CITY
Silaban,Teresia () 2019Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengkaji ikon, indeks dan simbol serta untuk mengetahui makna ikon, indeks dan simbol pada papan iklan di kota Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam papan iklan produk kecantikan yang metodenya deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teori Carles Saunder Pierce yaitu Triadic Semiosis dan teori warna menurut Caivano. Penulis menemukan bahwa papan iklan produk kecantikan memiliki tanda semiotik berupa tanda visual dan verbal melalui objek berupa ikon, indeks dan simbol.
MORAL VALUES IN GARY ROSS’ MOVIE SCRIPT FREE STATE OF JONES
Siregar, Namiratusshofa () 2019Penelitian ini berjudul Nilai Moral dalam Naskah Film Gary Ross Free State of Jones. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis nilai-nilai moral dan menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut digambarkan dalam naskah film Free State of Jones. Teori penelitian ini adalah Sosiologi Sastra oleh Ratna. Metodologi penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data utama adalah film Free State of Jones, dan sumber data sekunder adalah naskah. Temuan penelitian ini adalah dari 32 data, terdapat 11 nilai moral dalam naskah film Free State of Jones yaitu; keberanian, rasa hormat, tanggung jawab, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, tolong-menolong, cinta tanah air, empati, cinta Tuhan, dan kerendahan hati dan nilai moral yang dominan adalah keadilan, keberanian, dan tolong-menolong sebanyak 6 dalam setiap adegan.
CONNOTATIVE AND DENOTATIVE MEANING USED IN “LAMBE TURAH” INSTAGRAM ACCOUNT
Sari, Bella Indah () 2019Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna denotatif dan konotatif yang berfokus pada akun instagram Lambe Turah. Penelitian ini menggunakan teori Semantic Types of Meaning berdasarkan teori Abdull Chaer. Chaer membagi jenis makna semantik menjadi delapan kategori, yaitu: makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan non-referensial, makna denotatif dan konotatif, makna kata dan makna istilah, makna konseptual dan makna asosiatif, makna idiomatik dan peribahasa, makna kias. ,lokus,ilokusi dan makna perlokusi.mPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makna yang diimplementasikan dalam data. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis data. Data dalam penelitian ini adalah postingan komentar instagram Lambe Turah. Ada 2 jenis makna semantik yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 24 klausa yang mengandung proses relasional. Makna konotatif (45,83%) merupakan tipe proses relasional yang paling dominan kedua, makna denotatif (54,16%) merupakan tipe proses relasional yang paling dominan.
CIRCUMSTANTIAL ELEMENTS ON POLITIC ISSUES IN THE JAKARTA POST: SYSTEMIC FUNCTIONAL GRAMMAR APPROACH
Siahaan, Rona Uli () 2019Kajian ini difokuskan pada unsur-unsur tidak langsung yang tersirat pada pasal-pasal politik. Penelitian ini menggunakan teori Systemic Functional Grammar yang dikembangkan oleh M.A.K Halliday. Halliday membagi unsur-unsur sirkumstansial menjadi sembilan jenis seperti: luas, lokasi, cara, sebab, kontingensi, iringan, peran, materi, dan sudut. Penulis bermaksud menganalisis penelitian ini untuk mengetahui jenis elemen sirkumstansial yang dikembangkan oleh Halliday yang diperoleh dari e-book yang memuat isu-isu politik di Jakarta Post dengan menggunakan sistem transitivitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis data dimana data dalam penelitian ini adalah artikel-artikel politik pada surat kabar harian Jakarta Post: 22 Mei 2019 vol.37 no.023, 24 Mei 2019 vol.37 no.025. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 55 klausa keadaan yang ditemukan dari tiga pasal politik, 22 klausa adalah Lokasi keadaan dengan (40%) sebagai jenis unsur keadaan yang paling dominan; 9 klausa adalah tingkat keadaan dengan (16,36%) sebagai posisi kedua; baik keadaan cara dan kontingensi memiliki persentase yang sama dengan (12,73%) juga keadaan peran dan sudut memiliki persentase yang sama dengan (3,63%). Sementara itu, keadaan materi yang tidak ditemukan pada ketiga pasal politik memiliki persentase 0%.