Submit Dates

Jump to a point in the index:
Now showing items 116-120 of 139

ANALISIS KEPADATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER DI RUAS JALAN TANDEM HILIR SIMPANG BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

Tarigan, Andi Pranata () 2023

Jalan merupakan prasarana transportasi yang di bangun dan direncanakan sebaik mungkin agar jalan tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu umur rencana yang telah ditentukan. Sehingga untuk mengetahui kepadatan tanah tersebut agar dapat menentukan tebal lapisan perkerasan jalan dengan melaksanakan pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP), tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai daya dukung tanah dasar antara lapangan dengan analisa daya dukung analisi pada Jalan Tandem Hilir – Simpang Beringin Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara menggunakan metode Bina Marga 2010, setelah menganalisa daya dukung pondasi dasar di dapatkan nilai (CBR) California Bearing Ration, maka perbandingan analisa lapangan dan analisis terdapat nilai yang lebih besar pada analisa lapangan yaitu sebesar (CBR-1 3,20 %), (CBR-2 6,14 %), (CBR-3 4,95 %), (CBR-4 5,62 %), Hasil analisa nilai CBR analisis lebih kecil dari pada analisa lapangan yaitu sebesar (CBR-1 3,19 %), (CBR-2 6,13 %), (CBR-3 4,93 %), (CBR-4 5,62 %). Dan hasil perhitungan tebal lapisan perkerasan terdapat nilai lebih besar pada analisa lapangan sebesar (AC – WC = 4 cm) dan (AC – BC = 6 cm) dan tebal lapisan perkerasan analisis lebih kecil sebesar (AC – WC = 3,98 cm = 4 cm) dan (AC – BC = 5,95 cm = 6 cm). Kata Kunci: Komponen Bina Marga, California Bearing Ration, jalan,

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BERDASARKAN SONDERING TEST DAN BORING TEST

Zega, Berkat Harapan () 2024

Pengujian sondir adalah penekanan yang dilakukan untuk menganalisa daya dukung tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah keras atau pendukung yang biasa disebut tanah sondir. Boring Test yaitu pengujian tanah untuk mengetahui kondisi tanah setiap layer hingga sampai ke tanah keras. Standart yang ditetapkan dalam pengujian ini yaitu SPT (Standart Peneteration Test) dengan nilai setiap interval 2,0m. Standart ini mengacu pada ASTM D.1586 dengan berat hammer yang digunakan adalah 63,5 kg dengan tinggi jatuh bebas hammer yaitu 76cm. biasanya, model alat boring yang digunakan memiliki hammer otomatis. Tujuan ini adalah untuk menghitung dan membandingkan kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal menggunakan data sondir dan Berdasarkan hasil diatas daya dukung ultimate (Q ult) menggunakan metode Mayerhoff yaitu BH-1 (145.7 ton), BH-2 (145,7 ton), dangkan menggunakan metode Aoki De Alencer yaitu BH-1 (0,9279 ton), BH-2 (0,3307 ton). Kapasitas izin daya dukung tanah (Q izin) menggunakan metode Mayerhoff yaitu BH-1 (58,28 ton), BH-2 (58,28 ton). Sedangkan menggunakan metode Aoko De Alencer yaitu BH-1 (0,37116 ton), BH-2 (0,37116 ton). Berdasarkan hasil dari perhitungan daya dukung dari metode Mayerhoff lebih besar daripada metode Aoki De Alencer, maka metode Mayerhoff lebih efisien dari pada metode Aoki De Alencer. Kata kunci: Pengujian sondir dan boring, daya dukung, kapasitas izin.

ANALISIS PERENCANAAN PERCEPATAN WAKTU (CRASHING) PENYELESAIAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE FAST TRACK DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT PROJECT (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Puskesmas Medan Polonia)

Lumban Gaol, Charles Halasson () 2024

Manajemen kegiatan konstruksi selalu melibatkan perencanaan, penentuan jadwal konstruksi dan pengendalian. Pelaksanaan suatu proyek konstruksi seringkali akan mendapat masalah yang tidak direncanakan, sehingga keterlambatan tersebut akan membuat waktu pelaksanaan proyek yang telah direncanakan didalam kontrak awal akan mengalami perubahan. Seringkali saat pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuai dengan perencanaan awal, sehingga banyak penyimpangan yang terjadi termasuk keterlambatan proyek.Resiko keterlambatan proyek tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan berbagai macam metode percepatan waktu pelaksanaan proyek, salah satunya adalah metode Fast Track. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui penghematan waktu dan pekerjaan apa saja yang menjadi lebih singkat setelah diterapkan penjadwalan dengan metode Fast Track pada proyek pembangunan Gedung Puskesmas Polonia Medan. Dalam perencanaannya,Pekerjaan yang dianalisa pada Proyek Pembangunan Gedung Kesehatan Puskesmas Polonia dijadwalkan untuk selesai dalam kurun waktu 203 Hari dengan total biaya Rencana sekitar Rp 1.936.097.938,34 sesuai dengan Rekapitulasi yang ada. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa waktu pelaksanaan awal adalah 175 hari dan setelah dilakukan percepatan dengan metode Fast Track menjadi 146 hari dan Terjadi perubahan biaya setelah dilakukan percepatan.Sebelum dilakukan percepatan dengan Fast Track total biaya yaitu sebesar Rp 1.936.097.938,34, Sedangkan setelah dilakukan percepatan secara Fast Track total biaya yaitu sebesar Rp 2.127.664.014,36 . Kata kunci – Fast Track, percepatan proyek, lintasan kritis, waktu

ANALISIS KEBUTUHAN TULANGAN & BIAYA KOLOM DAN BALOK PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) DI KECAMATAN BANDAR PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

Sirait, Lenny Cindiah () 2024

Balok dan kolom merupakan komponen struktur utama yang berperan menopang beban-beban yanga da pada suatu struktur gedung. Balok berfungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan, sedangkan Kolom berfungsi menyangga beban aksial tekan vertikal. Analisis kebutuhan tulangan untuk kolom dan balok penting dilaksanakan untuk mengantisipasi kelebihan dan kekurangan tulangan yang direncanakan. Analisis kebutuhan tulangan dilakukan pada Pembangunan Gedung Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di Kecamatan Perdagangan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara . Perhitungan kebutuhan tulangan dengan Bar Bending Schedule (BBS) yaitu suatu metode yang memuat daftar polapola pemotongan besi tulangan yang berfungsi untuk mengontrol pemakaian besi tulangan dan meminimalkan sisa material dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel. Hasil dari analisis volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional adalah 51.857,89 kg, sedangkan hasil dari analisis volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan kopler adalah 50.800,55 kg. Hasil perbandingan antara volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional dan sambungan kolper adalah 2,02%. Hasil perhitungan kebutuhan biaya penulangan kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional adalah Rp.897.141.497 sedangkan jika menggunakan sambungan kopler adalah Rp.878.853.486 Oleh karena itu dapat disimpulkan sambungan kopler lebih efisien untuk digunakan dibandingkan sambungan konvensional dari segi biaya. Kata Kunci: Kolom & Balok, BBS, Konvensional, Kopler

EVALUASI STRUKTUR BALOK, KOLOM, DAN PELAT LANTAI MENARA LONCAT INDAH KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

Padang, Dinanola () 2024

Pengetahuan tentang keamanan struktur dimasa sekarang ini sangat diperlukan guna mengikuti perkembangan teknologi dibidang struktur bangunan. Penulisan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang struktur bangunan gedung yang aman terhadap gempa dan bagaimana proses perencanaan dan evaluasi struktur yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Struktur yang dibahas fokus pada balok, kolom, dan pelat lantai. Evaluasi desain struktur balok, kolom, dan pelat lantai ini bertujuan mengetahui kelayakan struktur apakah mampu menahan gaya-gaya yang terjadi akibat perubahan beban hidup yang bekerja pada gedung. Skripsi ini menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) dengan software ETABS, hasil desain ETABS akan dikontrol dengan perhitungan secara matematis berdasarkan SNI 2847-2019 dan 1726-2019. Dari hasil evaluasi struktur yang telah dilakukan diperoleh dimensi struktur balok ukuran 250 x 450 mm (tulangan atas utama 7D12, tulangan torsi 4D13, tulangan bawah 4D16), balok 350 x 800 mm (tulangan atas utama 6D22 & 3D16, tulangan torsi 4D13, tulangan bawah 2D22 & 2D16), balok 350 x 950 mm (tulangan atas utama 6D22 & 3D16, tulangan torsi 4D13, tulangan bawah 2D22 & 2D16), balok 450 x 950 mm (tulangan atas utama 8D22 & 3D16, tulangan torsi 4D13, tulangan bawah 3D22 & 2D16), kolom 350 x 600 mm (tulangan utama 16D22), dan pelat lantai dengan ketebalan 12 cm. Setelah memperoleh hasil evaluasi struktur dapat dibuat gambar DED. Kata Kunci: Kolam Renang, Balok, Kolom, Pelat Lantai, Dimensi Struktur