Submit Dates

Jump to a point in the index:
Now showing items 176-180 of 225

ANALISA LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA DELIVERY HEATER BOX DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG SEPEDA MOTOR

Telaumbanua, Elkana Wilyems () 2022

Kotak Penghangat Makanan untuk delivery yang merupakan suatu kotak yang dapat menyimpan dan menghangatkan makanan serta dapat menjaga suhu makanan agar tetap hangat hingga sampai kepada konsumen. Sumber energi panas yang digunakan pada kotak penghangat tersebut bersumber dari pemanfaatan energi panas yang dihasilan dari gas buang kendaraan (Exhaust). Dalam penelitian ini gas buang bertemperatur tinggi dimanfaatkan kembali, dengan cara menggunakan heat exhanger sebagai media pengahantar panas. Kotak ini didesain secara khusus untuk menjaga temperatur makanan agar tidak cepat turun. Material dari kotak ini menggunakan material yang terbuat dari plat stainless stel sebagai elemen penghantar panas dan cocopeat sebagai isolator pada bagian sisi luar kotak. Dari pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada kotak penghangat makanan ini, temperatur maksimal yang dapat dicapai pada ruang dalam kotak selama 60 menit adalah 40,5ºC dengan kendaraan dalam keadaan tidak berjalan. Objek beban pemanas yang dipakai adalah roti, bubur, dan kopi. Kata kunci : kotak pengahangat,heat exchanger, cocopeat

ANALISIS PEMELIHARAAN BERKALA PADA MOTOR DIESEL GENERATOR SET DAYA 90 kVA SEBAGAI ENERGI LISTRIK CADANGAN DI UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

muhammad salim siregarar*, junaidi, ade irawan, husin ibrahim () 2022

Berkembangnya teknologi peralatan kesehatan yang berhubungan dengan elektrikal, sangat dituntut adanya pengelolaan dan pengawasan yang baik terhadap sarana dan prasarana elektrikal di rumah sakit, dimulai dari perencaan, pemasangan, pengujian, pengoperasian, sampai pemeliharaan, sehingga listrik yang digunakan pada peralatan kesehatan tersebut aman dan efisien. Mengetahui dan mempelajari cara pemeliharaan (maintenance) genset secara berkala sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2306 Tahun 2011 di UPT Rumah Sakit Khusus Paru. Untuk mengetahui tingkat ketersediaan operasional genset (generator set) diperlukan membuat terlebih dahulu data peralatan genset, perhitungan tingkat ketersediaan dan data operasional dan kerusakan yang didapat. Kemudian dikumpulkan jumlah spesified operating time (SOT), jumlah total kerusakan (T) dan jumlah genset tidak dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan rutin/berjadwal, karena pemeliharaan (S) dan total waktu pemeliharaan Genset dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dari SOT dikurang jumlah total waktu pemeliharaan, akan didapat nilai Actual Operating Time (AOT) Genset. Data SOT dan AOT diperlukan untuk menghitung tingkat ketersediaan Genset sebagai catu daya cadangan. Kemudian AOT = SOT-(S+T), jumlah kerusakan diperlukan untuk menghitung mean time between failures (MTBF). tingkat rata-rata keandalan (reliability) Genset pada tahun 2020 memiliki nilai Rata-rata 99,7%. Tingkat Keandalan termasuk kedalam kelompok jarang mengalami gangguan (≥ 95%). tingkat Ketersediaan (availibility) genset pada tahun 2020 memiliki nilai rata-rata 98,6%, tingkat ketersediaan genset termasuk kedalam kelompok jarang rusak (R≥95%).

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG MODEL VERTIKAL DENGAN SPINNER PENCUCI UMBI – UMBIAN KAPASITAS 60 KG/JAM

Panjaitan, Robin Yusuf () 2022

Umbi - umbian merupakan salah satu hasil perkebunan Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu hasil pengolahan umbi - umbian adalah keripik singkong. Produsen pengolahan keripik singkong mulai dari produsen skala besar (pabrik), industri rumah tangga, atau kelompok masyarakat kecil (desa). Pada saat ini kebanyakan produsen keripik singkong skala menengah dan kecil masih menggunakan proses pemotongan atau perajangan singkong secara manual. Proses perajangan manual tersebut menyebabkan waktu produksi yang lama. Pembuatan mesin perajang singkong merupakan salah satu alternatif untuk menambah efisiensi dan produktivitas pengolahan keripik singkong. Oleh karena itu, desain mesin perajang singkong dibuat guna mengatasi masalah produksi yang lama pada produsen keripik singkong skala menengah dan kecil. Desain perajang singkong ini menggunakan2 mata pisau pemotong dan tenaga penggerak motor listrik. Selanjutnya, merencanakan dan menghitung gaya pada komponen elemen mesin, besar daya motor yang digunakan, serta kapasitas yang dihasilkan oleh mesin perajang singkong. Hasil dari perencanaan dan perhitungan, didapatkan mesin perajang dengan menggunakan daya 1/2 Hp, putaran 1330 rpm dengan satu piringan putar. Kata Kunci : Alat Perajang, Motor Listrik, Piringan Mata Pisau, Singkong, Keripik

STUDI MEKANISME PEMBENTUKAN CHIP PROSES PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT PVD DAN CVD BERLAPIS

Syah, Veri Akhmal Ramadhan () 2022

Dalam studi pemesinan, sisa dari pemotongan yang dikerjakan dalam pemesinan disebut chip (geram), chip yang dihasilkan dari proses pemesinan memiliki bentuk dan ketebalan yang berbeda, bentuk chip yang dihasilkan pada proses pembubutan memiliki karakteristik yang sangat berkaitan dengan mode aus pahat. penting untuk mengenal mekanisme dasar yang mempengaruhi pembentukan chip untuk mengembangkan cutting tools (pahat potong) yang efisien. Penyelidikan pembentukan chip dimulai sekitar Perang Dunia II dengan peningkatan penggunaan mesin pemotong yang kuat dan lebih bertenaga, umumnya untuk pemotongan logam dengan munculnya pemotong baja kecepatan tinggi baru. Parameter pembubutan utama yaitu kecepatan potong, laju pemakanan, kedalaman potong ,geometri pahat dan bahan pahat memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengontrol pembentukan chip.Benda kerja yang digunakan pada penelitian ini adalah Baja AISI 4340 (48 ± 1 HRC) dan pahat yang digunakan adalah pahat PVD dan CVD berlapis.Alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan chip pada penelitian ini adalah software Micro Capture Plus.Pada proses pembubutan dilakukan 8 kondisi pemotongan menggunakan mesin bubut CNC.Pada hasil akhir penelitian pembubutan kering ini didapatkan variabel-variabel yang paling signifikan terhadap ketebalan chip adalah dengan kondisi pemotongan optimal yaitu V =180 m/min , vf =352,4 mm/min maka mendapatkan karakteristik ketebalan chip senilai a =0,934 mm. Kata kunci : Ketebalan Chip,Pembubutan Kering,Baja AISI 4340,Minitab

PERANCANGAN ALAT UJI KONDUKTIVITAS THERMAL BERBASIS MICRO CONTROL

Ardiansyah, Sandi () 2022

K o n d u k t i f i t a s t h e r m a l m e r u p a k a n s u a t u s i f a t m a t e r i a l y a n g m e n u n j u k k a n k e m a m p u a n n y a u n t u k m e n g h a n t a r k a n p a n a s ,p e n e l i t i a n i n i m e m b a h a s m e n g e n a i n i l a i k o n d u k t i v i t a s t e r m a l . K o n d u k t i v i t a s t e r m a l s e n d i r i a d a l a h s a l a h s a t u s i f a t d a s a r d a r i m a t e r i a l , y a i t u l a j u p e r p i n d a h a n p a n a s m e l a l u i k e t e b a l a n u n i t m a t e r i a l p e r s a t u a n l u a s p e r g r a d i e n s u h u ,k o n d u k t i v i t a s t e r m a l j u g a d a p a t m e n u n j u k k a n s e b e r a p a c e p a t k a l o r m e n g a l i r d a l a m b a h a n t e r t e n t u , k o n d u k t i v i t a s t e r m a l t e r t i n g g i m e n u n j u k k a n b a h w a m a t e r i a l t e r s e b u t a d a l a h k o n d u k t o r , s e m e n t a r a k o n d u k t i v i t a s t e r m a l y a n g r e n d a h m e n u n j u k k a n m a t e r i a l t e r s e b u t a d a l a h i s o l a t o r . P e n e l i t i a n m e n g e n a i a n a l i s a k o n d u k t i v i t a s p a n a s k o m p o s i t s e b e l u m n y a t e l a h d i l a k u k a n o l e h S a a d ( 2 0 1 4 ) , m e n e l i t i t e n t a n g s a b u t k e l a p a d a n r e s i n p o l y e s t e r d e n g a n v a r i a s i t e k a n a n d a n w a k t u u j i . H a s i l p e r c o b a a n m e n u n j u k a n k e p a d a t a n 3 k o m p o s i t s a b u t k e l a p a r e s i n b e r p e n g a r u h t e r h a d a p h a r g a k o n d u k t i v i t a s p a n a s d a n p a d a w a k t u a w a l p e n g u k u r a n k o m p o s i t y a n g k e p a d a t a n n y a t i n g g i , k o n d u k t i v i t a s j u g a t i n g g i ( 2 8 W / m ° C ) .