Issue Dates
Jump to a point in the index:
Now showing items 1471-1480 of 1487
FINE TUNING CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT KANKER PAYUDARA
Nasution, Rosdiana () 2024Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting karena mortalitas dan morbidasnya cenderung meningkat setiap tahun. Masalah ini terjadi disebabkan kanker payudara tidak terdeteksi sejak dini. Dibutuhkan teknologi untuk deteksi penyakit kanker payudara secara dini sehingga mengurangi resiko kematian pada wanita, dan harapan hidup semakin meningkat. Teknologi yang dapat digunakan untuk mengenali objek tertentu dalam pendeteksian memerlukan data yang mewakili objek untuk mendeteksi penyakit tersebut berupa citra digital. Citra digital diproses sehingga dapat mendeteksi penyakit kanker tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pemrosesan citra digital untuk mendeteksi penyakit kanker, yaitu menggunakan metode jaringan saraf tiruan. Salah satu jenis jaringan saraf tiruan yang digunakan adalah Convolutional Neural Networks (CNN). Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan Fine Tuning Convulation Neural Network menggunakan arsitektur MobileNet untuk mendeteksi penyakit kanker payudara dilakukan pada fungsi optimasi Adam, MSProp, SGD. Dan hasil penelitian ini akan menampilkan tingkat keberhasilan fungsi optimasi SGD yang memiliki akurasi validasi terbaik dalam mendeteksi kanker payudara. Kata Kunci : Convolutional Neural Networks (CNN), MobileNet, Adam, MSProp, SGD.
ANALISIS PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PDM DAN PERT PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH MINGGU HKBP AEK KANOPAN KECAMATAN KUALUH HULU KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA (STUDI KASUS)
Lase, Daniel Wilson () 2024Pembangunan Gedung Sekolah Minggu HKBP Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara menerapkan penjadwalan proyek menggunakan metode kurva-S, dimana tidak dapat diketahui keterkaitan antar kegiatan-kegiatan kritis sehingga kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas dan tidak boleh terlambat dikerjakan dalam proyek tidak dapat terlihat serta tidak terdapat waktu yang efisien untuk dapat menyelesaikan proyek. Oleh karena itu, dibutuhkan metode PDM dan PERT agar diketahui keterkaitan antar kegiatan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjadi perhatian (kegiatan kritis), dan mengetahui probabilitas waktu penyelesaian seluruh kegiatan pekerjaan proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode PDM dan PERT pada penjadwalan proyek kontruksi gedung yang awalnya menggunakan metode kurva-S dalam penjadwalannya sehingga menghasilkan time schedule dengan durasi kerja yang tepat dan memiliki probabilitas keberhasilan yang tinggi. Dari hasil perhitungan penjadwalan pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Minggu HKBP Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara, dengan menggunakan metode PDM didapatkan durasi keseluruhan kegiatan pekerjaan proyek adalah 180 hari kerja dengan kegiatan lintasan kritis sama dengan metode PERT yaitu kegiatan pekerjaan pendahuluan, pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan dinding, pekerjaan sanitasi, dan pekerjaan lain-lain. Sedangkan dengan menggunakan metode PERT didapatkan hasil waktu yang efisien untuk penyelesaian proyek yaitu selama 179 hari dan memiliki probabilitas 99% keberhasilan selesainya proyek. Kata Kunci: durasi, kritis, probabilitas.
ANALISIS KEBUTUHAN TULANGAN KOLOM DAN BALOK PADA PEMBANGUNAN TRIBUN PENONTON STADION MINI PANCING PROVINSI SUMATERA UTARA
Ailing, Resolina () 2024Analisa kebutuhan tulangan untuk pekerjaan kolom dan balok penting dilaksanakan untuk mengantisipasi kekurangan dan kelebihan tulangan yang akan direncanakan. Pada penelitian ini, analisis kebutuhan tulangan dilakukan pada Stadion Mini Pancing Provinsi Sumatera Utara. Dalam mengoptimalkan penggunaan besi tulangan digunakan suatu metode, salah satunya metode yang sering digunakan yaitu Bar Bending Schedule (BBS). BBS adalah suatu metode yang memuat daftar model pola-pola pemotongan besi tulangan yang berfungsi untuk mengontrol pemakaian besi tulangan dan meminimalkan sisa material dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel. Hasil dari analisis volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional adalah 54.830,96 kg, sedangkan hasil dari analisis volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan kopler adalah 53.523,57 kg. Hasil perbandingan volume kebutuhan tulangan pada kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional dengan sambungan kopler adalah 2,3 %. Hasil perhitungan kebutuhan biaya penulangan kolom dan balok menggunakan sambungan konvensional adalah Rp743.507.817,60 sedangkan sambungan kopler adalah Rp725.688.195,00. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sambungan kopler lebih efisien untuk digunakan dibandingkan sambungan konvensional dari segi biaya. Kata Kunci: BBS, Konvensional, Kopler.
INOVASI DALAM GENGGAMAN : MOUSE ESP32 DAN SENSOR MPU6050 UNTUK PENGALAMAN PENGGUNA YANG LEBIH ERGONOMIS
PRAYOGI, MUHAMMAD RYAN () 2024Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan perangkat mouse wireless berbasis ESP32 dan sensor MPU6050 yang dapat berfungsi sebagai perangkat input inovatif menggunakan teknologi Bluetooth. Mouse wireless ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan mouse konvensional, dengan memanfaatkan sensor gerak untuk mendeteksi pergerakan tangan pengguna dan menerjemahkannya menjadi pergerakan kursor pada layar komputer. Implementasi ini melibatkan kalibrasi sensor MPU6050 untuk memastikan data gerak yang akurat, serta pengujian konektivitas Bluetooth untuk memastikan data gerak dapat ditransfer secara realtime dengan latensi minimal. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan pengalaman pengguna dalam berbagai aplikasi, seperti presentasi dan permainan, serta memberikan solusi teknis yang inovatif dalam bidang perangkat input berbasis gerak.
ANALISIS PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PDM MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT PROJECT 2019 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS SUSUA KABUPATEN NIAS SELATAN
Hia, Rezeki Agus Putra () 2024Pada dasarnya proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang telah di tentukan. proyek terdapat tiga unsur utama yang menjadi perhatian yakni biaya, mutu, dan waktu. Untuk memenuhi hal ini maka suatu perusahaan harus mempunyai metode atau cara yang dapat digunakan, sehingga semua sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan Gedung Puskesmas Susua Kabupaten Nias Selatan, menggunakan metode kurva S sebagai perencanaan waktu pelaksanaan pekerjaan. Maka dalam penelitian dilakukan evaluasi untuk meneliti masalah penjadwalan proyek dengan menggunakan metode CPM dan PDM yang nantinya juga dapat digambarkan dalam bentuk network, menetukan urutan pekerjaan yang mendahului atau didahului proyek dan lintasan kritisnya.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lintasan kritis dan durasi pekerjaan sehingga pekerjaan mana saja yang membutuhkan perhatian agar tepat pada waktu yang ditentukan. Metode penelitian yang dilakukan pada gedung Puskesmas Susua dimulai dengan membentuk jaringan kerja, menghitung durasi pekerjaan, menetukan lintasan kritisnya dengan metode CPM dan PDM menggunakan microsoft project 2019 serta membandingkan kedua metode tersebut. Hasil penelitian analisis menunjukan bahwa antara kedua metode memiliki lintasan kritis dan durasi yang berbeda. Jumlah kegiatan lintasan kritis pada metode CPM menggunakan microsoft project 2019 yaitu 17 kegiatan dengan jumlah durasi yang didapat adalah 266 hari, sedangkan metode PDM dengan menggunakan microsoft project 2019 memiliki dua konstrain yaitu SS (Start to Start) dan FS (Finish to Start) dengan jumlah kegiatan kritisnya yaitu 13 kegiatan dan jumlah durasi yang didapat adalah 240 hari. Durasi CPM yang lebih lama dibandingkan PDM terjadi karena konstrain yang bekerja pada CPM hanya konstrain finish to start (kegiatan dimulai apabila kegiatan sebelumnya selesai). Kata Kunci : CPM, PDM, Lintasan Kritis
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK RUANG PRODUKSI BATU BATA UNTUK MENGURANGI JARAK MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) (STUDI KASUS DI PT. SURYA JAYA AGUNG) DESA SEI BULUH, KEC. PERBAUNGAN, KAB. SERDANG BEDAGAI
Chairani, Winni () 2024Perancangan Ulang Tata Letak Area Produksi Pabrik Batu Bata Untuk Mengurangi Jarak Material Handling Dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP) (Studi Kasus di PT. Surya Jaya Agung Desa Sei Buluh Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai). PT. Surya Jaya Agung merupakan industri pengolahan yang memproduksi batu bata baik bata merah pejal dan bata beton dengan kapasitas 15.000 keping/ hari atau sekitar 35 ton/ hari. Dalam memenuhi permintaan pelanggan terhadap produk perusahaan, maka perusahaan menginginkan produktivitas yang tinggi dengan sistem kerja yang efektif dan efisien. Kondisi aktual menunjukkan lahan produksi yang digunakan untuk kegiatan produksi seluas 2.570 m2, sedangkan jarak material handling aktual sejauh 160 m. Terhadap permasalahan ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan tata letak pabrik yang akan memperkecil jarak antar departemen sehingga akan mengurangi material handling dan mengoptimalkan area produksi dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP). Berdasarkan metode Systematic Layout Planning (SLP), diperoleh 2 alternatif sebagai rancangan ulang tata letak pabrik. Dari kedua alternatif, alternatif II menjadi solusi terbaik dimana usulan perubahan rancangan akan menghemat area produksi dari 2.570 m2 menjadi 2.306,1m2 dengan selisih 263,9 m2. Alternatif II ini juga akan menghemat jarak material handling dari 160m menjadi 44,35 atau selisih jarak 115,65m. Kata Kunci: Bata Merah Pejal, Bata Beton, Tata Letak Pabrik, Systematic Layout Planning (SLP)
EVALUASI STRUKTUR BALOK DAN HUBUNGAN BALOK DENGAN KOLOM SESUAI SNI 2847:2019 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIRAN KANTOR UPPD MEDAN UTARA
Barus, Debora () 2024Pentingnya pengetahuan tentang keamanan struktur dimasa sekarang sangat diperlukan guna mengikuti perkembangan teknologi dibidang bangunan. Pengetahuan tentang struktur bangunan gedung yang aman terhadap gempa dan bagaimana proses perencanaan dan evaluasi yang sesuai SNI. Penelitian ini difokuskan pada balok dan hubungan balok-kolom. Evaluasi desain balok untuk mengetahui kelayakan apakah mampu menahan gaya-gaya yang terjadi akibat perubahan beban yang bekerja pada gedung hubungan balok-kolom untuk mengetahui tulangan yang terpasang pada titik joint balok-kolom, hingga mampu memikul gaya geser pada titik joint. Menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan software ETABS, hasil desain ETABS dikontrol dengan perhitungan secara matematis berdasarkan SNI 2847- 2019, dan 1726-2019. Diperoleh dimensi struktur balok B1 350x700 mm (tulangan Tarik 9D16, tulangan tekan 5D16, tulangan samping 4D16, tulangan geser tumpuan 4D10-100, lapangan 4D10-150), B2 300x600 mm (tulangan Tarik 7D16, tulangan tekan 4D16, tulangan samping 2D16, tulangan geser tumpuan 3D10-100, lapangan 2D10-150), B3 300x500 mm (tulangan Tarik 5D16, tulangan tekan 3D16, tulangan samping 2D16, tulangan geser tumpuan 2D10-100, lapangan 2D10-150), B4 250x450 mm (tulangan Tarik 5D16, tulangan tekan 3D16, tulangan samping 2D16, tulangan geser tumpuan 2D10-100, lapangan 2D10-150). Tulangan geser diperoleh pada daerah sendi plastis 5D13-100, daerah luar sendi plastis 5D13-150. Dari hasil evaluasi sehingga dapat dibuat gambar DED. Kata Kunci: Balok-kolom, dimensi struktur, gaya geser
PERENCANAAN STRATEGIS DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN VALUE CHAIN PADA BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN WILAYAH I SUMATERA
Ginting, Selpida Br () 2024Selpida Ginting, 222363007, Perencanaan Strategis dengan Metode Analisis SWOT dan Value Chain pada Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah I Sumatera. Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera merupakan Unit Pelaksana Teknis yang mendukung tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup RI. Dalam mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Wilayah I Sumatera, perlu dirancang suatu perencanaan strategis dengan memperhatikan faktor kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats) melalui analisis SWOT dan Rantai Nilai (Value Chain). Dari hasil analisa menunjukkan bahwa dalam menghadapi ancaman eksternal, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah I Sumatera memiliki kekuatan internal yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan melaksanakan penetapan / revisi regulasi sesuai dengan kepentingan lingkungan hidup dan kehutanan, meningkatkan pemanfaatan sarana yang ada untuk menjangkau lokasi yang sulit di akses, meningkatkan kerjasama dengan penegak hukum dan peradilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan, melakukan pengawasan dan pemantauan secara rutin dengan melibatkan masyarakat dan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan penegak hukum kabupaten/ kota. Kata Kunci: Rencana Strategis, Responden, Analisa SWOT, Analisa Value Chain.
PROTOTYPE ROBOT PEMADAM API OTOMATIS BERBASIS ARDUINO DENGAN SENSOR API DAN KAMERA
Dermawan, Tengku Mhd Aidil () 2024Kebakaran menjadi salah satu peristiwa yang dapat menimbulkan dampak besar, mulai dari kerugian material hingga risiko keselamatan jiwa. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan teknologi yang dapat mendeteksi dan memadamkan api secara cepat, terutama di area yang sulit dijangkau atau terlalu berbahaya bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sebuah prototipe robot pemadam api otomatis berbasis Arduino yang dilengkapi dengan sensor api serta kamera. Sensor api digunakan untuk mendeteksi keberadaan sumber api, sementara kamera berfungsi sebagai alat pendukung visual yang membantu robot dalam navigasi dan mengidentifikasi posisi api secara lebih akurat. Robot ini didesain agar dapat bergerak secara mandiri menuju titik api setelah deteksi berhasil dilakukan. Setelah berada dalam jarak yang cukup dekat, robot akan mengaktifkan mekanisme pemadam untuk mematikan api. Prototipe ini diuji coba dalam berbagai skenario lingkungan dan intensitas api yang bervariasi untuk mengukur tingkat akurasi deteksi, kecepatan respons, serta efektivitas dalam proses pemadaman. Hasil pengujian menunjukkan bahwa robot mampu mendeteksi dan memadamkan api berskala kecil dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Meski masih terdapat beberapa keterbatasan pada aspek kecepatan dan jarak deteksi, prototipe ini menunjukkan potensi besar sebagai teknologi pendukung pemadaman kebakaran, khususnya untuk area-area berisiko tinggi. Dengan pengembangan lebih lanjut, diharapkan robot ini dapat berfungsi sebagai perangkat pendukung dalam penanganan kebakaran skala kecil dan sebagai solusi untuk menjaga keselamatan manusia dari paparan langsung terhadap risiko kebakaran. Kata Kunci: Robot, Pemadam Api Otomatis, Arduino, Sensor Api, Kamera
ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) PADA USAHA MANDIRI KERIPIK CABE IKA
SAPUTRA WAHYU () 2024Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Business Model Canvas (BMC) pada Usaha Mandiri Keripik Cabe Ika serta menyusun strategi pengembangan yang tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan dan analisis data berdasarkan fakta yang ditemukan selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model bisnis Usaha Mandiri Keripik Cabe Ika sudah berjalan cukup baik, namun memerlukan pengembangan pada beberapa elemen BMC, yaitu customer relationship, key activities, key partner, dan channel. Strategi pengembangan meliputi perluasan segmen pelanggan melalui promosi dan penjualan di media sosial, peningkatan nilai produk yang telah unggul, serta menjalin kemitraan dengan pelanggan sebagai reseller. Usulan lain mencakup penambahan sumber daya fisik, seperti smartphone, untuk menunjang aktivitas promosi dan penjualan secara daring. Berdasarkan analisis SWOT, Usaha Mandiri Keripik Cabe Ika berada pada kuadran I, yang mencerminkan kondisi pertumbuhan (growth). Strategi yang direkomendasikan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Dari matriks SWOT, diperoleh delapan strategi utama yang dapat mendukung peningkatan daya saing dan pertumbuhan usaha. Kesimpulannya, implementasi BMC dan analisis SWOT memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi pengembangan bisnis Usaha Mandiri Keripik Cabe Ika. Dengan penerapan strategi yang tepat, usaha ini dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan pendapatan, dan mempertahankan nilai produk yang sudah menjadi keunggulan.