Issue Dates

Jump to a point in the index:
Now showing items 6-10 of 13

OBJEK WISATA GINZAN ONSEN DI PREFEKTUR YAMAGATA (YAMAGATA KEN NI OKERU GINZAN ONSEN KANKOU NO MEISHO)

Tarigan, Agus Sandi () 2021

Di negara Jepang ada banyak sekali objek wisata alam maupun non alam. Masing-masing mempunyai daya tariknya sendiri. Sama halnya dengan di Prefektur Yamagata yang memiliki berbagai objek wisata yang begitu indah. Prefektur Yamagata, tempat yang jauh dari jalur wisata, adalah rumah bagi pemandangan indah, kuil kuno, masakan lezat, dan pemandian air panas otentik. Misalnya, di Obanazawa, wilayah tohoku, Prefektur Yamagata yang memiliki Ginzan onsen, Ginzan Onsen adalah area onsen (pemandian air panas), Kota onsen yang indah dan bersejarah yang tersembunyi diantara pegunungan Yamagata. Ginzan Onsen juga memiliki lusinan resor mata air panas di sepanjang sungai pusat yang mengalir melalui kota. Jajaran bangun ryokan yang di bangun pada tahun 1920 ini membuat seluruh area kota ini menjadi spot yang fotogenik. Mulai dari Fujiya Ryokan bergaya modern, semua hotel lainnya di bangun menjadi bangunan kayu berlantai tiga dan empat yang mengingat era yang lebih sederhana. Meskipun ada banyak fasilitas onsen ryokan yang sudah berdiri sejak lama di Ginzan Onsen, tetapi ada juga fasilitas onsen umum yang bisa digunakan oleh siapapun tanpa perlu menginap. Karena jalannya yang sempit, pusat kota hanya dapat dijelajahi dengan berjalan kaki. Pada malam hari, seluruh kota diselimuti aura mistis, diterangi oleh cahaya menyaring melalui jendela hotel dan lampu gas dijalan.  

MAKNA SIMBOLIK PADA LUKISAN UKIYO-E (UKIYO_E NI OKERU SOUCHOUNOIMI)

Salsabila, Nadia () 2021

Lukisan Ukiyo-e merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika didalam blok kayu sehingga memperlihatkan efek 3 dimensi, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana,alam atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.Ukiyo-e ( 浮世絵) adalah sebutan untuk teknik cukil kayu atau woodcut yang berkembang di Jepang pada zaman Edo yang digunakan untuk menggambarkan lukisan pemandangan,keadaan alam dan kehidupan sehari-hari didalam masyarakat di Jepang. Dalam bahasa jepang, “Ukiyo” berarti zaman sekarang, sedangakan “e” adalah gambar atau lukisan. Lukisan Ukiyo-e yang paling mempunyai makna khusus adalah lukisan bertemakan tiga Burung. Lukisan Burung yang pertama Bebek Mandarin Oshidori yang memiliki makna sebagai kesetian dan kebahagian yang tertulis dikalimat Haiku. Hal ini dikarenakan kehidupan bebek didunia nyata memiliki hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Lukisan kedua Burung Bangu Jepang Tsuru memiliki makna perdamaian, keharmonisan dan kemakmuran didalam kehidupan masyarakat. Lukisan ketiga Burung Kutilang Uso bermakna keberubuntungan. Hingga sekarang orang Jepang mempercayai makna Haiku yang terlukis didalam Ukiyo-e. Dalam pembuatan Ukiyo-e digunakan dua teknik yaitu secara Tradisional dan secara Modern. Pembuatan Ukiyo-e secara tradisional dengan modern memiliki persamaan dalam mengukir diatas kayu, tetapi berbeda dalam teknik pewarnaannya. Dalam pewarnaan secara tradisional warna yang dipakai menggunakan warna alam yang didasari oleh air sebagai warna alami,sedangakan pewarnaan secara modern sudah menggukan warna tinta kimia dan printing.

OBJEK WISATA KUIL GANGOJI (GANGOJI NO KANKOU MEISHO)

Abdillah, Fauzhan Shabri () 2022

Asukadera (Kuil Gangoji) adalah kuil berskala besar tertua di Jepang, yang terdiri dari pagoda bertingkat lima (tō), aula utama (kondō) yang di kelilingi oleh koridor beratap (kairo), aula pertemuan (kōdō), dan beberapa bangunan pendukung lainnya. Dan gerbang (mon) yang menjadi akses masuk ke komplek Asukadera. Kuil ini dibangun dengan mendatangkan pekerja dari Paekche, dan melakukan proses pembangunan yang cukup lama. Karena untuk membangun sebuah kuil berskala besar, dibutuhkan tenaga yang besar pula. Sebelum mereka melakukan pembangunan pada bangunan, mereka harus terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan untuk pembangunan, seperti kayu, batu, tanah liat, dan lain-lain. Mereka membangun pertama kali adalah pagoda, lalu disusul dengan kondō dan bangunan lainnya. Setiap bangunan yang ada di Asukadera memiliki fungsinya masingmasing. Seperti kondō yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan lukisan atau patung-patung Buddha, juga digunakan menyimpan benda-benda yang disucikan. Pagoda yang berfungsi sebagai tempat peninggalan-peninggalan Buddha. Aula pertemuan (kōdō) yang berfungsi sebagai tempat pertemuan atau tempat pembelajaran. Tujuan penulisan ini secara garis besar bertujuan untuk mengetahui sejarah dan latar belakang dibangunnya Asukadera, serta mengetahui fungsi dan makna dari setiap bangunan yang ada di Asukadera. Karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan, dan hasil penelitian topik yang sejenis. Kata kunci : Kuil Gangoji, Pembangunan, Agama dan Keyakinan

OBJEK WISATA BERSEJARAH KASTIL NIJOU DI PREFEKTUR KYOTO (KYOUTOFU NI OKERU NIJOU NO REIKISHI TEKI NO KANKOU MEISHO)

Fattah, Anjas Abdullah () 2022

Negara Jepang merupakan salah satu Negara di benua Asia yang mengalami perkembangan luar biasa dalam berbagai aspek, baik dari segi teknologi, budaya, wisata dan pendidikan. Beberapa kastil asli atau kastil reproduksi yang berdiri di Jepang. Prefektur Kyoto berpusat di ibu kota kekaisaran Kyoto yang bersejarah, dan merupakan salah satu dari dua “prefektur” Jepang yang menggunakan sebutan fu dari pada standar ken untuk prefektur. Kastil baru yang diberi nama 'Kastil Nijo' relatif baru, pada tahun 1939. Ini sebenarnya terdiri dari beberapa bagian termasuk dua istana terpisah – Istana Ninomaru dan Istana Honmaru. Area kastil ini sendiri dapat dibedakan ke dalam 3 bagian: honmaru (daerah perlindungan utama), ninomaru (daerah perlindungan terluar), serta sejumlah taman yang terdapat di sekeliling honmaru, ninomaru, dan diantara keduanya. Konstruksi dimulai pada tahun 1601 atas perintah Tokugawa Ieyasu dan selesai pada tahun 1626 di bawah pemerintahan Tokogawa Iemitsu. Untuk memasuki istana, pertama-tama orang harus melewati Gerbang Karamon yang indah. Kompleks kastil telah menjadi rumah bagi Keshogunan Tokugawa, dan menjabat selama tujuh puluh dua tahun sebagai milik keluarga Kekaisaran, diberikan kepada kota Kyoto pada tahun 1939, dan telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

PENGGUNAAN AIZUCHI DALAM BAHASA JEPANG (NIHONGO DE NO AIZUCHI NO SHIYO)

Rahmadani, Nova () 2022

Etika dalam berkomunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam berkomunikasi. Dengan etika yang baik maka komunikasi dapat berlangsung dengan lancar dan tersampaikan dengan baik. Etika komunikasi dalam bahasa Jepang disebut aizuchi. Auzuchi adalah respon, tanggapan, atau sisipan yang dilakukan di tengah pembicaraan dengan lawan bicara. Aizuchi juga merupakan suatu ekspresi yang diucapkan saat berjalannya suatu percakapan. Aizuchi digunakan sebagai indikator bahwa lawan bicara mendengarkan pembicara dengan baik dan dianggap bentuk sopan santun dalam berbicara. Aizuchi memiliki 4 bentuk yaitu aizuchishi, kurikaeshi, iikae dan sonata. Aizuchi memiliki fungsi yaitu tanda mendengar, tanda memahami, tanda persetujuan atau sependapat, tanda menolak, dan ungkapan perasaan. Penulisan karya tulis akhir ini membahas penggunaan aizuchi dalam bahasa Jepang berdasarkan situasi ketika berbicara formal, informal, dan penutur asing. Tujuan penulisan karya tulis akhir ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengertian aizuchi, macam-macam bentuk, fungsi, dan mengetahui penggunaan aizuchi. Karya tulis akhir ini menggunakan metode kepustakaan yang mengambil data melalui buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia, website dan sumber-sumber tertulis lainnya seperti baik tercetak maupun eletronik. Keyword: Aizuchi, penutur asing, respon