Issue Dates
Jump to a point in the index:
Now showing items 26-30 of 60
FIGURATIVE LANGUAGE IN BRUNO MARS SELECTED SONGS
Tanjung, Marina () 2019Penelitian ini berkaitan dengan analisis tentang bahasa kiasan. Bahasa kiasan atau majas adalah kata indah yang memiliki makna tersirat. Terkadang, orang tidak dapat menyerap makna bahasa kiasan dengan benar. Karena kiasan tidak dapat diterjemahkan kata demi kata, orang harus berpikir lebih dalam untuk memahami apa yang dikatakan penulis atau pembicara dalam bahasa kiasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis makna kiasan yang ditemukan dalam lagu-lagu pilihan Bruno Mars dan untuk menganalisis dan mendeskripsikan makna bahasa kiasan yang digunakan dalam lagu-lagu pilihan Bruno Mars. Materi dan informasi yang berkaitan dengan bahasa kiasan dari buku-buku tata bahasa dan juga media internet. Sebagai hasilnya, penulis menyimpulkan bahwa ada empat jenis bahasa kiasan. Data yang penulis kumpulkan adalah tiga puluh empat (34) kalimat. Kalimat tersebut terdiri dari metafor tujuh (7), kalimat terdiri dari personifikasi lima (5), kalimat terdiri dari simile tujuh (7) dan kalimat terdiri dari hiperbola lima belas (15).
Improving Children’s English Vocabulary Through The Method Of Show and Tell in Al-Jam Washliyah Orphanage Lubuk Pakam
Simarmata, Anggi Astrid Natio () 2019Masalah penelitian ini 1) Siswa tidak dapat memahami artinya dan tidak tahu cara menulis kata, karena siswa sangat malas untuk menghafal arti kata, siswa hanya melihat kata-kata di kamus tanpa menghafal artinya dan tanpa memperhatikan bentuk tulisan. 2) Siswa tidak dapat melafalkan kata dengan baik, karena siswa hanya membaca kata berdasarkan tulisannya saja, tidak memperhatikan cara pengucapan kata tersebut. 3) Guru masih menggunakan metode tradisional dalam mengajar bahasa Inggris, dalam hal ini guru hanya memberikan daftar kosakata kepada siswa dan meminta mereka untuk menghafal kosakata tersebut, sehingga siswa tidak tertarik dan merasa bosan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kosakata siswa setelah menggunakan metode Show and Tell (S&T) pada anak-anak panti asuhan Al-Jam Wasliyah Lubuk Pakam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kosakata, Metode Show and Tell, Pembelajaran Bahasa Inggris, dan Perkembangan Bahasa Anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan membuat lembar tugas gambar yang menarik dan buku-buku baru dengan varian gambar yang menarik pula. Selain itu, proses Show pada metode dapat dikembangkan melalui bernyanyi dengan mengucapkan kosakata yang sedang dipelajari oleh anak-anak. Belajar sambil bermain dan menikmati makanan (jajan) merupakan pengembangan dari metode Show and Tell juga. Pada hakikatnya metode Show and Tell merupakan proses belajar mengajar yang tidak memaksa anak untuk menghafal kosakata dan menghukum anak jika tidak mampu melaksanakannya.
SITUATIONAL CONTEXT OF ULOS BINTANG MARATUR AND ULOS RAGI HOTANG IN BATAK TOBA ETHNIC
Nainggolan, Dewi Aagustini BR. () 2019Ulos merupakan hasil tenun wanita Batak. Ulos digunakan dalam setiap upacara adat di masyarakat Batak Toba pada khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan skema trikotomi Ulos Bintang Maratur dan Ulos Ragi Hotang berbasis objek dan bagaimana kedua ulos tersebut diekspos melalui konteks situasional pada etnis Batak Toba. Penulis memfokuskan pada dua jenis ulos pada etnis Batak Toba, yaitu Ulos Bintang Maratur dan Ulos Ragi Hotang sebagai objek utama. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori Pierce sebagai pendekatan semiotika. Data diambil dari buku, jurnal, website budaya, dan wawancara dengan kepala adat. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dalam menganalisis data. Penulis menemukan hasil bahwa kedua ulos tersebut memiliki fungsinya masing-masing berdasarkan konteksnya yaitu Ulos Bintang Maratur diberikan kepada anak-anak yang memasuki rumah baru atau memiliki rumah baru. Secara khusus, Ulos ini diberikan untuk acara penyelamatan kehamilan 7 bulan yang diberikan oleh hulaula kepada anak tersebut dan Ulos Ragi Hotang diberikan kepada seorang pengantin wanita yang sedang melaksanakan upacara pernikahan adat. Secara total, ada lima jenis ornamen yang berbeda dan dua jenis ornamen tambahan yang ditemukan pada kedua ulos tersebut. Lima macam ornamen yang berbeda adalah pagar, burung, bintang, rotan dan rebung. Kedua ornamen tambahan tersebut bergaris-garis panjang dan tumbuh subur seperti kata “Horas”. Ornamen dan motif ulos tersebut memiliki makna dan makna kontekstual masing-masing berdasarkan fungsi dan tujuan masing-masing pada budaya dan stereotip Batak Toba. Warna utama dalam ulos adalah merah, hitam dan putih. Setiap warna melambangkan konteks yang berbeda; Merah melambangkan kuat dan kekuasaan, hitam melambangkan kebijaksanaan dan martabat, dan putih melambangkan kemurnian dan kesucian.
INFLECTION NUMBER AND TENSE USED IN MALCOLM TURNBULL’S SPEECH
Olivia () 2019Tesis ini membahas tentang bilangan infleksi dan tenses. Infleksi mengacu pada pembentukan kata yang tidak mengubah kategori dan tidak menciptakan leksem baru melainkan mengubah bentuk leksem ke dalam konteks gramatikal yang berbeda. Angka yang ditandai dengan akhiran –s atau –es dan tense yang ditandai dengan akhiran –ed dan –s. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan term number dan tense serta menemukan infleksi yang paling dominan digunakan dalam pidato Malcolm Turnbull. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah morfologi dengan menggunakan buku William O’Grady berjudul Morphology: The Analysis of Word Structure in Contemporary Linguistics. Metodologi penelitian ini adalah metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Temuan penelitian ini yaitu bilangan infleksi dan jamak menunjukkan bahwa 103 jenis jamak, 24 jenis kata benda turunan, 9 jenis kata benda majemuk, 31 jenis bukan lampau, 36 jenis lampau, 7 jenis kata kerja turunan dan 3 jenis kata kerja turunan. kata kerja majemuk. Infleksi yang paling dominan adalah bentuk jamak, 48,35%.
THE PERSONALITY OF THE PROTAGONIST IN SEAN PENN MOVIE SCRIPT’S INTO THE WILD
DAULAY, M. IQBAL ARFYN () 2020Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian Chris McCandless sebagai protagonis dengan menganalisis bukti dari dialog dan tindakannya dalam film. Dan untuk mengetahui apa saja faktor penyebab kepribadian Chris, penulis menggunakan metode dalam penulisan ini adalah deskriptif-kualitatif. Penulis menggunakan dirinya sendiri untuk mengumpulkan data dengan membaca naskah, menonton film dan menandainya. Penulis menggunakan Into The Wild oleh Sean Penn yang dirilis pada tahun 2007 oleh Paramount Vantage. Penulis memfokuskan dialog pada naskah film, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis karakter menggunakan teori karakterisasi berdasarkan strukturalisme dan kemudian mengidentifikasi kepribadian menggunakan Big Five Personality oleh Paul Costa dan Robert McCrae. Dalam penelitian ini, penulis menemukan hasil akhir tentang kepribadian dan faktor penyebab Chris McCandless sebagai protagonis. Chris McCandless adalah seorang petualang yang ingin mengalami hal-hal baru dalam hidupnya. Dari teori penokohan yang digunakan, penulis menemukan Imajinasi Aktif, Kepekaan Kata, Idealistis, Perhatian Pada Tebangan, Kreatif, dan Mencintai Alam Chris. Berdasarkan karakteristik Chris, penulis mengidentifikasi kepribadian berdasarkan Big Five Personality bahwa Chris adalah seseorang yang memiliki dimensi Openness to Experience yang tinggi. Kemudian faktor kepribadian ditemukan ada dua faktor penyebab kepribadian Chris, yaitu faktor sosial dan faktor budaya. Faktor sosial yang terjadi pada protagonis antara lain pengaruh dari lingkungan keluarga seperti yang dikemukakan di atas bahwa Chris memiliki masalah dengan keluarganya. Selanjutnya adalah faktor budaya yang terjadi pada tokoh protagonis yang meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam diri Chris. Dari analisis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian protagonis dalam film Sean Penn’s Into the Wild berdasarkan Big Five Personality adalah bahwa protagonis memiliki tingkat Openness to Experience yang tinggi. dan faktor penyebab sifat kepribadian tersebut adalah faktor sosial budaya yang mempengaruhi kepribadian tokoh protagonis